Kiri Sosial membuka ruang bagi kawan-kawan yang ingin berkontribusi pada Kirisosial.blog. Kami menerima kontribusi dalam bentuk artikel terjemahan yang memuat tentang inspirasi gerakan yang partisipatif atau tentang inspirasi persatuan. Silahkan kirim terjemahan anda melalui inbox FB atau kirim melalui kirisosial@gmail.com. Terimakasih

5 Hal Tentang Gerakan Non-Blok

Sebagai Gerakan Non-Blok yang bersiap bertemu di Venezuela untuk KTT ke 17, prinsip-prinsip pendirian kelompok anti-kolonial dan anti imperialis terlihat lebih relevan daripada sebelumnya karena kebijakan neo-kolonial barat terus mempengaruhi orang-orang di dunia.

5 Hal Yang Anda Perlu Ketahui Tentang Gerakan Non-Blok

Pertemuan pertama GNB berlangsung di Belgrade, Yugoslavia pada Juni 1961, memulai sebuah gerakan anti-imperialis besar yang berusaha mengakhiri kolonialisme dan berjuang melawan dominasi barat.

Pendiriannya pada saat sistem kolonial merosot dan perjuangan kemerdekaan berkecamuk di Afrika, Asia, Amerika Latin dan wilayah lain di dunia.

Ketika 120 delegasi dari negara anggota bersiap untuk bertemu di Pulau Margarita, teleSUR melihat lima fakta penting tentang GNB dan sejarahnya mendukung perjuangan dan revolusi kemerdekaan.




1. Pada Inti GNB adalah Gerakan Anti-Imperialis

Anggota pendiri gerakan tersebut sekaligus pemimpinnya yang abadi adalah beberapa dari 19 kepala negara dari negara-negara yang baru saja lepas dari konolial telah berkumpul di Bandung pada tahun 1955 untuk mencari kesatuan melawan imperialisme dan kolonialisme yang juga bekerja dengan para pemimpin revolusioner di negara lain untuk membantu mereka mencapai kemerdekaan dan pembebasan mereka sendiri dari penjajah barat.

Pemimpin tersebut adalah Gamal Abdel Nasser dari Mesir, Kwame Nkrumah dari Ghana, Shri Jawaharlal Nehru dari India, Sukarno dari Indonesia dan Josip Broz Tito dari Yugoslavia.

Prinsip-prinsip yang akan mengatur hubungan di antara negara-negara besar dan kecil, yang dikenal sebagai "Sepuluh Prinsip di Bandung," diproklamasikan pada Konferensi tersebut. Prinsip serupa diadopsi kemudian sebagai tujuan dan sasaran utama kebijakan non-blok.



2. Kuba Adalah Anggota Pendiri NAM yang Baru dari Amerika Latin

Sementara konferensi di Bandung dipandang sebagai batu penjuru bagi berdirinya gerakan tersebut, pengumuman resmi GNB terbit pada tahun 1961 di Beograd ketika 25 negara menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok.

Kuba adalah satu-satunya negara dari Amerika Latin yang menghadiri konferensi tersebut, dengan semua negara lain berasal dari Afrika atau Asia. Kaum revolusioner Kuba dipimpin oleh Fidel Castro yang baru saja menggulingkan kediktatoran Fulkencio Batista pada tahun 1959.

KTT pertama dihadiri oleh: Afghanistan, Aljazair, Yaman, Myanmar, Kamboja, Srilanka, Kongo, Kuba, Siprus, Mesir, Ethiopia, Ghana, Guinea, India, Indonesia, Irak, Lebanon, Mali, Maroko, Nepal, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Suriah, Tunisia dan Yugoslavia.

Kuba memegang jabatan presiden GNB dua kali sejak didirikan pada tahun 1979 dan sekali lagi di tahun 2006.



3. GNB adalah pendukung penentuan nasib sendiri untuk Puerto Riko

Sejak didirikan, GNB telah menyatakan dukungannya untuk kemerdekaan Puerto Riko dari Amerika Serikat. Baru-baru ini, Komite Khusus untuk Dekolonisasi PBB menyetujui sebuah rancangan resolusi yang menyerukan kepada A.S. untuk mempercepat proses yang "memungkinkan rakyat Puerto Riko menjalankan hak mereka sepenuhnya untuk menentukan nasib sendiri dan kemerdekaan."

Pada pertemuan komite tersebut, perwakilan Iran, yang berbicara untuk Gerakan Non-Blok, menegaskan kembali hak rakyat Puerto Riko untuk menentukan nasib sendiri dan kemerdekaan berdasarkan undang-undang dan peraturan PBB yang telah lama ada.



4. GNB adalah Badan Internasional Pertama yang Mendukung Perjuangan Melawan Apartheid (Pemisahan Ras) di Afrika Selatan

GNB adalah suara internasional terkemuka untuk melawan rezim apartheid Afrika Selatan karena mengambil tindakan politik dan ekonomi terhadap pemerintah Afrika Selatan dan negara-negara Afrika yang dibantu secara ekonomi mendukung gerakan anti-apartheid yang menghadapi sanksi atas dukungan mereka.

Dukungan tersebut sangat dirasakan selama KTT GNB 1986 di Zimbabwe, yang menempatkan perjuangan untuk mengakhiri apartheid di pusat agendanya.

"Kita harus jelas bahwa negara-negara garis depan (Angola, Mozambik, Swaziland, Botswana dan Zimbabwe) dan negara-negara lain akan mengalami kerusakan ekonomi dan menghadapi pembalasan keras dari Pretoria," Rajiv Gandhi, Perdana Menteri India dan yang keluar dari presiden GNB, mengatakan menjelang pertemuan tersebut menurut laporan UPI.

Gandhi juga mengatakan bahwa negara-negara GNB seharusnya tidak menunggu "tindakan internasional terpadu" sebelum menjatuhkan sanksi kepada rezim apartheid Afrika Selatan.



5. GNB Selalu Mendukung Penentuan Nasib Sahara Barat

Sejak 1973, GNB telah mendukung hak Sahara Barat untuk menentukan nasib sendiri sebelum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dalam pertemuan para menteri luar negeri GNB di tahun 2014, gerakan tersebut mengeluarkan sebuah deklarasi yang menekankan dukungannya terhadap proses negosiasi mengenai perselisihan regional mengenai Sahara Barat di bawah dukungan PBB untuk mencapai "solusi politik yang dapat diterima bersama".




sumber: telesurtv.net

No comments

Powered by Blogger.