Mengapa Venezuela Penting Bagi Amerika Serikat ?
sumber: https://www.telesurenglish.net/analysis/Why-Is-Venezuela-a-Key-Geopolitical-Target-for-The-US-20190124-0016.html
Kemenangan elektoral komandante Hugo Chaves Frias menjadi sangat penting dalam mengubah nasib Amerika Latin selama sekitar 20 tahun, sejak saat itu hingga hari ini, di mana telah ada 15 pemerintahan progressif yang dipilih secara demokratis di wilayah tersebut.
Mengapa Venezuela secara Geopolitik menjadi sasaran kunci bagi Amerika Serikat?
Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengecam tujuan sejati Amerika Serikat dibalik upaya Amerika memaksakan berdirinya pemerintahan baru di kawasan Amerika Selatan tersebut, srbagai upaya untuk menguasai sumber energi dan mineral negara ini.
“Ambisi mereka adalah menguasai minyak, gas dan emas. Kami memberi tahu mereka bahwa kekayaan ini bukanlah milik kalian, ini adalah milik rakyat Venezuela dan sampai kapanpun akan begitu.” Rabu, 23 Januari, di Caracas, Ibu Kota Venezuela, Presiden Nicolas Maduro langsung menyatakan hal tersebut, setelah anggota parlemen dari oposisi, Juan Guaido mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai “presiden” sebagai upaya kudeta yang disponsori oleh Amerika Serikat, Kanada dan pemerintah sayap kanan lainnya di wilayah tersebut.
Dengan mempelajari lebih dalam alasan dibalik kepungan kekuatan politik sayap kanan yang mendukung kudeta parlemen, justru mengungkap bahwa tujuan dibalik dukungan internasional terhadap tindakan kudeta--dengan dalih kemanusiaan seperti yang mereka publikasikan, pada faktanya adalah upaya untuk merampok kekayaan Venezuela setelah selama ini pemerintah Bolivarian menerapkan kebijakan progresif dan berdaulat untuk membatasi Washington yang ingin menguasai sumber daya dan kekayaan rakyat Venezeula.
Minyak
Mengacu pada dokumen CIA World Factbook, pada 1 Januari 2017, Venezuela memiliki cadangan minyak yang terestimasi paling banyak di dunia, termasuk lebih banyak dibandingkan Arab Saudi.Pada November 2017, tercatat bahwa bangsa Amerika Selatan ini memiliki cadangan yang terestimasi sebesar 300,900,000,000 barel di "Hugo Chavez" Orinoco Oil Belt[1]. Setelah pelantikan Nicolas Maduro untuk masa jabatan kedua, pemerintah Donald Trump telah memperluas sanksinya terhadap minyak mentah Venezuela untuk menambah tekanan terhadap presiden yang sah secara konstitusional.
Pakar minyak telah menunjukkan bahwa tujuan Amerika Serikat, selain mencegah penjualan minyak ke China, juga hendak memastikan stabilitas sumber minyak untuk melayani pasar Amerika Serikat yang meningkat ditengah kebutuhan produksi yang tidak bisa dipenuhi oleh mereka sendiri. Pada 16 Januari 2019, Departemen Energi Amerika Serikat mengungkapkan bahwa cadangan miliknya turun sebenyak 2,7 juta barel, menjadi 437,1 juta barel.
Dalam hal ketersediaan cadangan gas, menurut Kementerian Perminyakan, pada tahun 2017, Venezuela memiliki 198,3 triliun kaki kubik[2] Semenyara jumlah cadangan gas, yang baru ditemukan, sebesar 2,3 triliun kaki kubik, tersebar dari daerah tradisional Maracaibo, Maturin, Barcelona, Cumana, Barinas, dan 718,7 triliun terletak di blok-blok Oil Belt.
Sumber daya pertambangan
Pemerintah Venezuela mengecam kampanye internasional yang dipromosikan oleh Amerika Serikat untuk melawan proyek "Mining Arc" dimana cadangan emas, berlian, dan mineral lain seperti coltan terkonsentrasi.Kampanye melawan proyek "Mining Arc" adalah upaya untuk meningkatkan keterpurukan ekonomi di Venezuela dengan mengkampanyekan bahwa produk emas Venezuela sebagai produk ilegal dan korup.
Pada tahun 2018, Venezuela melangkah maju dalam sertifikasi lebih dari 30 ladang emas di negara tersebut, yang menjadikan Venezuela“sebagai negara dengan cadangan emas terbesar kedua di planet ini.”
Meskipun ada berbagai sanksi, pada tahun 2018, negeri di Amerika Selatan tersebut, menerima pendapatan lebih besar, dari peningkatan sebesar 200 % ekspor non-minyak dibandingkan pada tahun 2017, terutama dari emas yang dijual ke Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Swiss, Amerika Serikat dan Inggris, khususnya Turki. Pada awal tahun 2018, Venezuela mengekspor 23,62 ton emas ke Turki senilai US 900 juta.
Sebagai salah satu negara dengan cadangan minyak dan emas tersebesar di dunia, Amerika Serikat telah memperkuat kepentingannya untuk menguasai mineral ini dan melakukan blokade ekonomi terhadap perdagangan antara Venezuela dengan Rusia dan Turki di dalam Mining Arc.
Seperti yang telah dinyatakan dengan keras oleh Presiden Nicolas Maduro pada hari Rabu, tujuan sejati Washington di Venezuela adalah untuk merebut sumber daya alam dan mineral yang sangat besar, yang terdapat di nengaranya.
Titik Api Politik di Amerika Latin
Pada tahun 1998, kemenangan elektoral komandante Hugo Chaves Frias menjadi sangat penting dalam mengubah nasib Amerika Latin selama sekitar 20 tahun, sejak saat itu hingga hari ini, di mana telah ada 15 pemerintahan progressif yang dipilih secara demokratis di wilayah tersebut.Komandante Chaves dan Nicolas Maduro--yang menjadi awalnya adalah menteri luar negeri dan kemudian sebagai presiden --telah memainkan peranan yang sangat penting dalam upaya pengintegrasian Amerika Latin, dipandu oeh cita-cita Simon Bolivar tentang benua yang bersatu. Bekerja sama dengan Presiden negara-negara lain seperti Luiz Inacio Lula dan Silva, Dilma Roussef, Rafael Correa, Evo Morales, Nestor Kirchner, Cristina Fernandez de Kirchner, Manuel Zelaya, Fernando Lugo, Daniel Ortega, Fidel Castro, Raul Castro, Venezuela mendorong maju pengintegrasian wilayah di benua tersebut.
Selama tahun-tahun ini beberapa badan-badan pengintegrasian wilayah dibentuk seperti The Commuity of Latin and Caribbean States/CELAC (Komunitas Amerika Latin dan Karibia), The Bolivarian Alliance for the Peoples of Our America/ALBA (Aliansi Bolivarian untuk Rakyat Amerika Kita), The Union of South American Nation/UNASUR (Persatuan Bangsa-Bangsa Amerika Selatan), The Bank of the South (Bank Selatan), Jaringan Kanal Berita teleSUR, dan The Southern Common Market to enforce South American trade bloc/MERCOSUR (Pasar Umum Selatan untuk menegakkan blok perdagangan Amerika Selatan), di mana semua organisasi ini berupaya menciptakan komunitas Amerika Latin dan Karibia yang lebih bersatu dan berdaulat.
Sejak saat itu serangkaian upaya untuk menggulingkan pemerintah-pemerintah ini telah dimulai. Kudeta terhadap presiden progresif dimulai, yang pertama terhadap Chavez pada tahun 2002 namun gagal, kemudian terhadap Manuel Zelaya di Honduras pada tahun 2010, diikuti oleh kudeta parlemen terhadap Fernando Lugo di Paraguay, dan diakhiri dengan kudeta parlemen terhadap Dilma Rousseff di Brasil pada tahun 2016 --yang juga merupakan bagian dari kudeta yang sama.
Proses-proses ini dapat diartikan sebagai “konspirasi rumit/lawfare”[3], seperti pada kasus gugatan hukum terhadap Lula baru-baru ini, seperti juga yang terjadi pada Rafael Correa dan Jorge Glas di Ekuador dan proses yang sangat mirip terhadap Critina Kirshner di Argentina.
Efek domino dari meningkatnya pemerintah sayap-kanan di Amerika Latin yang dampaknya adalah kekalahan “pemerintahan nasional kerakyatan ” terus terjadi di benua ini, dan Venezuela adalah salah satu yang masih tetap berupaya bertahan, bersama Bolivia, Nikaragua, Kuba, dan El Salvador.
Inilah sebabnya, mengapa upaya pembangunan opini sesat melalui media serta serangan politik dan ekonomi telah dilancarkan terhadap Venezuela, dan kepada semua “pemerintahan nasaional kerakyatan ” di Amerika Latin selama bertahun-tahun. Mengalahkan Venezuela, yang merupakan salah satu negara dan pemerintahan progresif pertama di wilayah ini sangat penting bagi Amerika Serikat dan oligarki sayap-kanan lokal. Dan jika Venezuela bisa dikalahkan, ini juga adalah kekalahan bagi kekuatan progresif di benua ini.
Catatan :
[1] Orinoco Belt adalah sebuah wilayah di jalur selatan Cekungan Sungai Orinoco di Venezuela yang mencakup cadangan minyak bumi terbesar di dunia. Nama Spanyol lokalnya adalah Faja PetrolÃfera del Orinoco (Orinoco Petroleum Belt).
[2] Kaki kubik adalah satuan volume imperial (non-metrik) yang digunakan di Amerika Serikat, dan sebagian di Kanada, dan Inggris.
[3] Lawfare adalah bentuk perang yang terdiri dari penggunaan sistem hukum terhadap musuh, seperti dengan merusak atau mendelegitimasi mereka, menyibukan mereka dengan banyak hal--sehingga tidak bisa fokus, atau dengan dengan cara merebut dukungan masyarakat. Istilah ini adalah gabungan dari kata law and warfare.
No comments
Post a Comment