Kiri Sosial membuka ruang bagi kawan-kawan yang ingin berkontribusi pada Kirisosial.blog. Kami menerima kontribusi dalam bentuk artikel terjemahan yang memuat tentang inspirasi gerakan yang partisipatif atau tentang inspirasi persatuan. Silahkan kirim terjemahan anda melalui inbox FB atau kirim melalui kirisosial@gmail.com. Terimakasih

Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926



"Kita memberi ingat kepada saudara-saudara, janganlah suka membaca sembarang surat kabar, pilihlah surat kabar yang bertul-betul memihak kepada kamu orang, tetapi tidak memihak pada kaum uang. Sebab kalau tidak begitu, sudah boleh ditentukan, akhirnya kita orang Hindia tentu akan terjerumus di dalam lubang kesengsaraan yang amat hina sekali" --Mas Marco Kartodikromo.


Zaman Bergerak: Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926
oleh : Takeshi Shiraishi

Download PDF ---- klik disini

Prakata

Bercokolnya penjajahan dan penjarahan Belanda atas kaum Bumiputra telah melahirkan perlawanan-perlawanan, dan melahirkan Gerakan Rakyat yang tampil dengan banyak bentuk, seperti surat kabar dan jurnal, rapat dan pertemuan, serikat buruh dan pemogokan, organisasi dan partai, novel, nyanyian, teater, dan pemberontakan, dimana zaman itulah yang mengejutkan orang-orang Belanda karena "bumiputra" sedang bangkit-bangkitnya pada awal abad 20. Pergerakan kaum "bumiputra" terus bergerak maju menuju kesadaran politik mereka yang baru, memacu gerak pikiran dan gagasan.

Surat-surat R. A. Kartini dan pembentukan Boedi Oetomo menjadi bibit bagi pergerakan, sebuah organisasi yang menyerukan kebangkitan nasional pertama kali, yang tak lama kemudian berdiri Perhimpoenan Indonesia dan Partai Nasional Indonesia serta berhimpunnya para pemuda untuk menyatakan diri bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu--bahasa Indonesia, yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

Itulah mengapa Kartini dilihat sebagai perempuan yang melahirkan kebangkitan nasional Indonesia; juga BO dan lndische Partij (IP) sebagai pelopor gerakan nasionalis; Sarekat Islam dan Muhammadiyah sebagai pelopor gerakan Islam; dan tentu saja lndische Sociaal-Democratische Vereeniging serta PKI (Perserikatan Kommunist di India yang kemudian menjadi Partai Komunis Indonesia) sebagai pelopor gerakan komunis.

Pada zaman pergerakan, BO, SI, dan kaum komunis (ISDV dan PKI) disejajarkan dengan serikat buruh; gerakan keagamaan (Muhammadijah dan Ahmadijah); dan gerakan etnis dalam De Nationalistische Beweging in Nederlandsch Jndie. Sementara itu, IP dan para penerusnya seperti lnsul inde dan Nationaal Indische Partij-Sarekat Hindia (NIP-SH), disejajarkan dengan Indo Europeesch Verbond dalam De Indo-Europeesch Beweging, dengan alasan yang sangat sederhana: IP adalah hasil pemikiran E.F.E. Douwes Dekker, seorang lndo-Eropa.

Zaman pergerakan di Indonesia juga disertai negara-negara dibelahan dunia lainnya, terutama di asia seperti bangkitnya gerakan rakyat di Cina pada dekade 1910 dan 1920-an, lalu Filipina pada dekade 1880 dan 1890-an, dan dan Malaya pada tahun-tahun setelah perang. Dalam tahun-tahun itulah rakyat yang kelompok sosial dan latar belakangnya berbeda mulai melihat dunia dengan cara baru, (yang memang mau tidak mau erat dihubungkan dengan cara-cara lama) bahwa dengan pergerakan dapat mengubah dunia. Kesadaran baru rakyat lahir dan tumbuh serta berkembang tidak terlepas dari peran surat kabar, rapat akbar, pemogokan, pembangunan serikat, partai, dan ideologi.

Lalu, bagaimana kita dapat memahami pergerakan dari keanekaragaman dan pertumbuhannya yang dinamis dan subur? Siapa yang bergerak, dan dalam kenyataan seperti apa? Siapa yang ditentang? Apa yang menjadi pikiran dan gagasannya? Seperti apa bentuk serta bahasa yang digunakan untuk menampilkannya? Dan bagaimana bentuk serta bahasa ini dibaca? Singkatnya, seperti apa sesungguhnya pergerakan itu?


No comments

Powered by Blogger.