Kiri Sosial membuka ruang bagi kawan-kawan yang ingin berkontribusi pada Kirisosial.blog. Kami menerima kontribusi dalam bentuk artikel terjemahan yang memuat tentang inspirasi gerakan yang partisipatif atau tentang inspirasi persatuan. Silahkan kirim terjemahan anda melalui inbox FB atau kirim melalui kirisosial@gmail.com. Terimakasih

Sanksi AS Membuat Venezuela Kekurangan Makanan


"Panci Solidaritas", salah satunya diinisasi oleh murid dan orang tua dari sekolah paroki Carazon de Maria


Ekonom Mark Weibrot memperingatkan bahwa sanksi ekonomi Amerika Serikat melampaui intervensi militer, “seperti di Nikaragua dan Iraq.”

Babak terakhir sanksi Amerika Serikat terhadap Venezuela “terparah” pada tingkat sanksi yang pernah terjadi sebelumnya, membuat ancaman intervensi militer presiden AS Donald Trump terhadap negara Bolivarian sangat masuk akal, kata Mark Weisbrot, Pimpinan Pusat Penelitian Kebijakan EKonomi (CEPR) Washington DC.

Ekonom tersebut, dalam wawancara dengan teleSUR, menggambarkan sanksi tersebut “lebih luas” dari pada tindakan sebelumya, dengan mengatakan bahwa mereka akan menyerang sektor keuangan negara tersebut, yang secara signifikan mempengaruhi pendapatannya.

“Ini pada dasarnya adalah sanksi yang sangat berat, saya tidak tau pasti jenis ini pernah dilakukan, kecuali dalam kasus seperti Iran atau Rusia… dan memang tidak ada pembenaran apapun bagi mereka,” kata Weibrot.

Weisbrot menjelaskan bahwa sementara dukungan untuk sanksi AS di masa lalu terhadap Pyingyang atau Tehran dipenuhi melalui “ancaman” program nuklir mereka , namun di Venezuela alasan itu tidak berlaku.

“Dalam kasus Venezuela tidak apa-apa kecuali (bahwa) Trump ingin menggulingkan pemeintah,” tegasnya.

“Maksud saya tidak ada keragu-raguan lagi. Siapa pun yang memperhatikannya tahu bahwa Amerika Serikat telah ingin menyingkirkan pemerintah Venezuela sejak 15 tahun terakhir,” Tembahnya.

Ekonom tersebut juga memperingatkan bahwa, sejarah Amerika Serikat mencerminkan, intervensi ekonomi selalu diikuti oleh intervensi militer, “seperti kasus Nikaragua dan Irak.”

“seluruh sejarah inervensi militer terhadap negara-negara Amerika Serikat diusahakan untuk penggulingan,” katanya.

Perintah tersebut, mencerminkan perintah mantan presiden AS Barack Obama 2015 yang melakukan sanksi terhadap Venezuela setelah menyatakan bahwa negara itu “ancaman luar biasa”. Prediksi Weisbrot, itu mungkin, dengan mempengaruhi transaksi normal yang dibuthkan Venezuela untuk perdagangan, “minyak dan lainnya….jadi bisa jadi sangat parah”

“Sanksi apapun akan memperburuk keadaan…itu akan menyebabkan lebih banyak kekurangan, lebih banyak kelangkaan makanan dan obat-obatan….dan akan lebih buruk jika sanksi ini benar-benar berlaku.” Tambahnya.

Sanksi terbaru melarang perdagangan hutang Venezuela dan mencegah perusahaan munyak negara, Petroloes de Venezuela SA/PDVSA, untuk menjual obligasi baru kepada warga AS atau kelompok keuangan.

Sanksi tersebut juga muncul beberapa minggu setelah Trump mengeluarkan sebuah ancaman militer terhadap Venezuela.

“Kami memiliki banyak pilihan untuk Venezuela dan dengan jalan tersebut, saya tidak akan mengeluakan opsi militer,”kata Trump kepada wartawan.

Presiden Venezuela menanggapi perintah tersebut dengan mengatakan bahwa pihak AS “bermaksud menciptakan blokakde ekonomi melawan Venezuela,” sebelum menyerukan sebuah pertemuan dengan perusahaan AS untuk menjual minyak. 

“Kita tidak bisa dihancurkan dan tak akan kalah. Tidak ada yang akan menghentikan Venezuela. Biarkan kaum imperialis tahu ini,” tegas Maduro, presiden Venezuela.



No comments

Powered by Blogger.