Mogok Nasional Guru Kolombia Terus Berlanjut--Aksi Lebih Kuat Sedang Direncanakan
Guru dan pelajar di Kolombia melakukan aksi mogok nasional selama sebulan penuh |
300.000 Guru di Kolombia Melakukan Mogok; Menuntut Peningkatan Mutu Pendidikan
1 Juni 2017
Guru-guru bersikeras bahwa pemerintah harus berbuat lebih banyak jika serius ingin membuat negara ini "paling terdidik" di Amerika Latin.
Pemogokan nasional guru-guru Kolombia menandai tiga minggu aksi-aksi puluhan ribu tenaga pendidikan, yang terus menekan pemerintah agar menanggapi tuntutan mereka untuk kondisi kerja yang lebih baik, gaji yang lebih tinggi dan investasi sumber daya yang lebih besar dalam pendidikan publik.
Dalam aksi massa yang terbaru, sekitar 300.000 guru turun ke jalan pada hari Rabu kemarin, untuk menyuarakan masalah-masalah pendidikan di kota-kota besar di seluruh negeri, termasuk Bogota, Cali, Medellin, Bucaramanga, Barranquilla dan lainnya.
"Misi utama pemogokan guru adalah untuk memenangkan sumber daya yang memadai bagi pendidikan yang bermartabat," kata Carlos Rivas, presiden Serikat Guru yang paling berpengaruh negara tersebut, the Federal of Education Workers atau Fecode, di akun Twitter-nya saat berlangsungnya aksi.
Guru-guru ini melakukan pemogokan tanpa batas waktu, yang dimulai tanggal 11 Mei yang lalu, setelah negosiasi dengan pemerintah terhenti, dimana mereka mengkritik pemerintahan Presiden Juan Manuel Santos karena gagal memenuhi kebutuhan mendasar dalam sistem pendidikan publik meskipun dia mengklaim memperjuangkan sebuah rencana untuk menjadikan Kolombia sebagai negara "paling berpendidikan" di Amerika Latin.
Pihak serikat pekerja juga menekankan bahwa tindakan mogok ini, tidak hanya tentang menaikkan gaji guru, tapi juga meningkatkan kualitas pendidikan publik.
"Negara terbelakang tercermin dalam infrastruktur yang buruk pada sekolah-sekolah, gizi buruk dan pelaksanaan program tanpa kondisi yang sesuai," Carlos Paz, pemimpin serikat pekerja di negara bagian Valle de Cauca, mengatakan hal tersebut pada surat kabar harian El Tiempo dari Kolombia.
FECODE mengumumkan di akun Twitter-nya, bahwa para guru akan melanjutkan pemogokan tersebut dan "aksi protes yang lebih kuat sedang dipersiapkan."
Pemogokan tersebut telah mempengaruhi 8 juta siswa di seluruh Kolombia, namun para pemimpin serikat pekerja melaporkan bahwa siswa dan orang tua semakin banyak yang mendukung gerakan tersebut untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang lebih baik
Berita sebelumnya :
Guru-guru di Kolombia Terus Melancarkan Mogok; Menuntut (alokasi) Dana Yang Lebih Besar
16 Mei 2017
16 Mei 2017
Pemogokan Guru membongkar kenyataan bahwa pemerintah terus membelanjakan lebih banyak uang untuk perang daripada untuk pendidikan.
Guru-guru di Kolombia melanjutkan pemogokan nasional selama seminggu dengan puluhan ribu orang yang berpartisipasi dalam sebuah aksi yang disebut "Ambil Alih (Big Take Over)" di Bogota untuk menuntut pemerintah mengalokasikan dana yang lebih besar bagi pendidikan di negara tersebut.
Sekitar 60.000 demonstran diperkirakan berpartisipasi dalam demonstrasi yang akan membanjiri ibu kota dan kota-kota lainnya sebagai bagian dari pemogokan yang terjadi di seluruh negeri. Pemerintah telah menolak mogok itu, yang dianggap tidak perlu, dengan alasan tidak dapat mempertimbangkan tuntutan serikat pekerja, apalagi jutaan siswa terkena dampak dari pemogokan tersebut.
Patrick Kane, yang melakukan aksi di Buenaventura mengatakan kepada teleSUR bahwa kota pelabuhan utama "lumpuh total sejak jam 7 pagi, tanpa ada yang bisa masuk atau keluar selain pengecualian untuk alasan-alasan kemanusiaan dan hal lain yang disepakati bersama - semua lalu lintas pelabuhan ditutup."
Dia menambahkan bahwa aksi tersebut "terus meningkat sepanjang hari, dengan lebih dari 20 blokade di sekitar kota dan di jalan utama menuju Cali." Kane mengatakan bahwa polisi, angkatan laut, polisi yang menyamar, SIJIN, dan tentara semuanya telah mengawasi sepanjang hari namun sampai saat ini belum dikirimkan polisi anti huru hara.
"Masyarakat Adat di La Delfina juga memblokir jalan dan menghadang polisi anti huru hara ESMAD untuk bisa sampai ke Buenaventura," jelas Kane.
Federasi Pekerja Pendidikan Kolombia, yang dikenal dengan akronim bahasa Spanyol, FECODE, mengatakan bahwa mereka mengharapkan seluruh guru untuk bergabung dengan 40.000 orang dari serikat pekerja dan organisasi lainnya, yang telah terlibat dalam aksi ini.
Serikat Gouru terbesar di Kolombia itu melancarkan pemogokan nasional untuk menuntut kenaikan gaji dan investasi negara yang lebih tinggi dalam bidang pendidikan di seluruh negeri, setelah sebelumnya gagal mencapai kesepakatan dengan pemerintahan Presiden Juan Manuel Santos.
Sebanyak 350.000 guru dari FECODE diharapkan untuk total berpartisipasi dan menuntut dana untuk program makanan, transportasi, infrastruktur, gaji guru, laboratorium, lapangan olahraga dan akses internet di sekolah.
Serikat pekerja menghentikan perundingan dengan pemerintah setelah pejabat Kementerian Keuangan mengatakan bahwa pemerintah tidak memiliki anggaran yang memadai untuk melunasi hutang gaji para guru. Menurut serikat pekerja, pemerintah mengatakan bahwa para guru harus menunggu sampai tahun 2019 untuk pembayaran sisa gaji mereka. Sengketa gaji hanyalah sebagian dari tuntutan serikat pekerja yang lebih luas yaitu peningkatan anggaran nasional untuk pendidikan.
Serikat guru juga menyerukan pada siswa dan orang tua siswa, untuk terlibat dalam demonstrasi tersebut dan bersama-sama menuntut peningkatan anggaran di sektor pendidikan, karena faktanya negara tersebut menginvestasikan lebih banyak uang dalam perang ketimbang pendidikan.
Una para la marcha de hoy en Bogotá: MAGISTRAL. #ParoNacionalEstatal #AdelanteProfe
Dikirim oleh fecode pada 16 Mei 2017
Sumber : Telesurtv.net
No comments
Post a Comment