DUKA SELURUH INDONESIA UNTUK "PATMI" PEJUANG KENDENG
Tunai sudah, ibu Patmi sudah berjuang hingga nafas terakhir. Ibu Patmi adalah seorang istri dari petani yang merantau ke tanah seberang. Ibu Patmi juga memiliki 2 orang anak, yaitu Sri Utami dan Muhamadun Da'ima.
Inilah potret duka dari pelbagai kalangan yang memberikan penghormatan kepada Ibu Patmi sang Pejuang Kendeng, Ibu Bumi yang memikirkan masa depan peradaban anak-cucu.
"Kendeng berduka,
Selamat jalan lek Patmi,
Suatu kehormatan bisa berjuang bersamamu, Semoga Tuhan memberi tempat yang layak disisiNYA."
Eka ernawati (Aktivis Migran Care Indonesia)
"Beristirahatlah dengan tenang bu Patmi
Nafas perjuanganmu akan terus berkembang menjadi pembakar semangat
Segala pengorbananmu akan menjadi pembakar nadi-nadi perjuangan selanjutnya yg belum usai,
Engkau telah dipanggil terlebih dahulu menghadap kekasih hatimu
Dengan berjuang sehormat-hormatnya
Tapi nafas perjuanganmu semakin berhembus panas
Tunduk hormatku untuk Ibu yang terus berjuang melawan ketidakadilan."
Vivi Widyawati (Politik Rakyat)
"Turut berduka cita yang mendalam. Selamat jalan, pejuang!"
Bali Tolak Reklamasi
"Turut berduka cita atas wafatnya salah satu Pejuang Kendeng.
Semangatmu akan menjadi inspirasi, Ibu.
Pengorbananmu akan semakin mengobarkan perjuangan ini."
Gallyta Nur (Buruh Perempuan - SBTPI)
"Mau MENUNGGU BERAPA LAGI YANG HARUS WAFAT, Ndoro ???"
Husain Frotallogic (aktivis tolak reklamasi balikpapan)
"Selamat jalan Ibu Patmi,
Perjuangan mu akan selalu menjadi amanah bagi kami untuk tetap terus melawan. Ini adalah perjuangan kita Semua. Perjuangan untuk melindungi kelestarian alam bumi ini demi anak cucu kita nanti dari kerakusan orang-orang serakah. Perjuangan mu tak akan pernah mati. Perjuangan mu berlipat ganda."
Forum Warga Makassar
"Keluarga Besar Forwa Makassar dan sekutunya di wilayah timur Indonesia memberikan solidaritas penuh terhadap perjuangan ibu/bapak petani Kendeng yg sejak awal berjuang menolak pabrik semen diwilayahnya. Kami juga Mengutuk rezim pemerintahan Jokowi-JK yg gagal dan lamban memberikan solusi untuk warga Kendeng sehingga korban lagi-lagi terjadi dipihak warga yg kesekian kalinya.
Negara ini sakit parah, membiarkan rakyatnya mati dalam perjuangan pembebasan tanahnya dari cengkraman kaum serakah (modal). Oleh karena itu kami menunggu komando dari wilayah Kendeng, jika harus melakukan penyerangan maka kami akan bersolidaritas penuh dan akan menyerang tempat-tempat tertentu apabila dibutuhkan. Rakyat bersatu serang markas-markas pengusaha yang ada di wilayah Kendeng "jangan lama saudara2 sekalian, ini adalah tragedi kemanusiaan yg memilukan dan melanggar HAM, negara harus merobohkan Tugu Monas di Jakarta itu dan menggantinya dengan patung raksasa Ibu Patmi biar seluruh rakyat indonesia tau betapa gigihnya seorang ibu petani Kendeng dalam perjuangan pembebasan tanah di wilayahnya. Salam persatuan perjuangan dan solidaritas untuk rakyat miskin..!"
Adiwijaya (Aktivis mahasiswa lampung - LMND)
"Selamat jalan Ibu Patmi Perempuan Pejuang Petani Kendeng. Semangat perjuangan mu akan terus menyala. Berdamailah di surga!
Petani tidak akan mati tanpa semen, tapi mereka pasti mati tanpa ada lahan untuk di olah."
Dahlia Lia (Mahasiswa di Samarinda, anggota Perempuan Mahardhika)
"Duka Indonesia
Innalilillahhi,
Turut berdukacita atas kepergianmu ibu pejuang.
Tunduk hormatku padamu."
Sister In Danger (Band yang melawan kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan)
"INNALILLAHI... Ibu penjaga Ibu pertiwi sudah di surga. Bahagialah Ibu Patmi di sana, doakan kami mampu berjuang setangguh dirimu (beliau kena serangan jantung subuh tadi, meninggal dalam perjalanan dari LBH Jakarta ke rumah sakit)
Doa-doa terbaik kita kirimkan untuk Ibu Patmi di surga. Malam ini di YLBHI, lalu tabur bunga di depan Istana Presiden. Presiden Joko Widodo yang melupakan janji-janji manisnya, yang membiarkan gubernur Jateng melawan hukum, yang masih pencitraan dengan sepeda dan vlog. Bu Patmi, maafkan kami yang tidak maksimal berjuang, semoga dirimu bahagia di surga."
Papua Itu Kita
"RIP Ibu Patmi, Semangat juangmu akan terus Lestari!"
Aditya Pratama (Mahasiswa Palu, anggota Solidaritas Mahasiswa untuk Demokrasi)
"Salam Hormat untukmu Pejuang Kendeng yang berjuang melawan keserakahan korporasi dan elit penguasa."
Marjinal
"Selamat jalan Ibu Patmi. Selamat jalan pejuang. Semangat juang mu akan tetap terus lestari dan merupakan amanah bagi kami untuk tetap terus melawan. Salam Kendeng Lestari..!!"
Luluh Respati (Aktivis Serikat Buruh Migran Indonesia)
"Kendeng berduka &menundukkan kepala.
Rest in Peace Ibu Patmi,perempuan pejuang&penjaga bumi yang meninggal dalam perjuangannya tolak pabrik semen hari ini. Semoga kepergian ibu membuat nurani pemerintah tidak buta - tuli lagi dan memperluas solidaritas perjuangan.
Maturnuwun sudah mengajari bagaimana menjaga bumi. Perjuanganmu akan terus dilakukan sampai tanah itu kembali."
Sandyawan Sumardi (Aktivis Ciliwung Merdeka)
"Segaris perjuangan Ibu Padmi..!"
Sulton Ode’u (Mahasiswa, Sekretaris Jendral SMI)
"Luka mendalam kepada salah satu ibu yang meninggal dunia karena memperjuangkan hak tanah di rampas oleh negara dalam pembangunan pabrik semen di kendeng jawa tengah.
Sejak berhari-hari kaki di semen dalam aksi penolak pabrik semen di depan istana sebagai simbolik kekecewaan mereka terhadap rezim Indonesia (Jokowi-JK) akhir ibu patmi meninggal dunia pada 20 maret 2017 jam 02.55 wib.
Dengan segala kehormatan atas segenab rakyat tertindas di muka bumi mari kita memberikan dukungan atas perjuangan petani kendeng dan turut mendoakan semoga amal ibada dan perjuangan ibu Patmi di terimah di sisi Allah SWT dan tuhan yang maha esa....aminnn...!!!"
Penghormatan terakhir nntuk Ibu Patmi, Pejuang Kendeng. |
Jawaban Sri Utami ketika ditanya perihal almarhumah Ibunya :
"Nggih wanci ndekwingi niku mak'e mangkat (ke Jakarta) niku nggih mboten wonten paksaan. Nggih mpun pamit kaleh keluarga.Iku saking keluarga lah nggih mpun ngizini, wong sanjange niku pamit kangge berjuang mbelani anak-putu, mbelani tanah aire dewe.Umpami wonten nopo-nopo nggih niku mpun westine seng ndamel urip, westine Gusti Allah.Kulo nggih, insyaallah nggih saget nampi. La pripun maleh? Garise semonten. Ngoten.Nggih mugi-mugi wae seng ditliler niki, keluargane nggih diparingi ketabahan. Iku mawon."Artinya: Ya memang ibu berangkat tidak ada paksaan, juga sudah berpamitan dengan keluarga, dari keluarga juga sudah mengizinkan. Ibu menyampaikan bahwa pamit untuk berjuang membela anak-cucu, membela tanah air sendiri. Seumpama ada apa-apa itu sudah menjadi kehendak Yang Membuat Hidup, kehendak Gusti Allah. Saya ya insyaallah bisa menerima. Mau bagaimana lagi, takdirnya segitu. Ya semoga saja, keluarga yang ditinggal ini diberi ketabahan.
Selamat jalan Ibu Patmi Kartini Kendeng. Suaramu dalam liang kubur akan berdentang keras dan nyaring. Merobek telinga-telinga tuli penguasa, menyayat nalar menghisap borjuasi, dan membenamkan sistem menindas di dunia ini. (Boemi Mahardhika)
Selamat Jalan Pejuang Tanah Air Kendeng |
No comments
Post a Comment