MAY DAY: BURUH MENGAJAK RAKYAT BERSATU---GUGAT PEMBANGUNAN MODEL SEKARANG.

Gerakan buruh, dalam sejarah perjuangannya, selalu bisa menunjukan semangat perjuangan yang universal--solidaritas tanpa batas, solidaritas bagi seluruh rakyat yang sama tertindas.

Pun dalam persiapan MAY DAY tahun ini, dimana  perlawanan para petani Kendeng (lihat disini)--yang telah memicu solidaritas yang luas dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk dari kaum buruh---semakin meyakinkan kita, bahwa Rakyat bisa bersatu.

Oleh karena ini, bagi kaum buruh, MAY DAY tahun ini, tidak lagi hanya menjadi momentum bagi persatuan gerakan buruh untuk menunjukan kekuatannya demi perjuangan isu-isu spesifik buruh saja, melainkan meletakan momentum MAY DAY sebagai ajang persatuan kekuatan rakyat, dengan perjuangan yang lebih luas, perjuangan bagi seluruh rakyat yang tertindas.

Memang tidak mudah untuk mencari jalan bagi persatuan rakyat--karena persatuan sendiri adalah satu hal yang juga harus diyakini, diperjuangkan sebaik-baiknya.

Kita masih akan berhadapan dengan pandangan sebagian kawan (baik dari kawan-kawan buruh sendiri, maupun dari kalangan rakyat di luar buruh), yang mempertahankan model-model persatuan yang sebatas kelompoknya saja, sebatas sektornya saja, atau sebatas di tingkat lokal saja, dengan isu-isu perjuangan yang belum memayungi persoalan rakyat secara keseluruhan.

Namun dengan kesabaran yang sudah teruji, dengan pengetahuan yang terus diasah, kita pasti bisa meyakinkan kawan-kawan buruh dan kawan-kawan lain, bahwa model pembangunan sekarang ini--model pembangunan yang hanya memakmurkan sebagian kecil orang--dan pada saat yang bersamaan justru meminggirkan mayoritas lainnya, memaksa mayoritas rakyat menjadi miskin secara sistemik, adalah persoalan kita semua.

Dengan berbagai upaya yang tak henti-hentinya, kita akan terus memperjuangkan satu pengertian, bahwa dibawah model pembangunan pro profit, tidak ada masa depan bagi mayoritas rakyat.

Perampasan tanah (lihat disini), kerusakan lingkungan (lihat disisi), jutaan anak dengan gizi buruk (lihat disini), tingginya tingkat kematian ibu melahirkan (lihat disini), anak-anak putus sekolah (lihat disini), gelandangan tanpa rumah tinggal (lihat disini), upah murah (lihat disini), tak ada kepastian kerja (lihat disini), diskriminasi bagi kaum perempuan (lihat disini), penyingkiran rakyat di pedesaan, kerusakan lingkungan yang semakin parah, perkampungan-perkampungan kumuh di kota-kota--itupun juga terus digusur, dan setumpuk masalah rakyat lainnya berbanding terbalik dengan hutang negara yang terus bertambah (dan rakyatlah yang harus membayar), kekayaan disegelintir orang terus menumpuk, korupsi yang merajela, ruang-ruang demokrasi secara istimewa hanya untuk segelintir orang itu---Adalah hasil dari pembangunan model sekarang ini.

Dan dengan pengetahuan yang terus diasah, kita secara militan akan memastikan, bahwa ada model pembangunan lain--yang berlandaskan pada kesetaraan laki-perempuan, partisipasi luas rakyat, pro lingkungan, kerja sama (bukan persaingan)--- dan demi tujuan memenuhi kebutuhah bersama umat manusia--dan bukan untuk tujuan profit.

Model pembangunan lain yang seharusnya tidak menyediakan ruang bagi gizi buruk, anak kelaparan, orang-orang tak punya rumah tinggal, anak-anak putus sekolah, petani miskin dan terus tergusur, kaum muda yang menganggur, buruh dengan upah murah, diskriminasi bagi kaum perempuan ataupun diskriminasi bagi kelompok minoritas. Juga tidak memberikan ruang bagi ekploitasi alam yang brutal--merusak ruang hidup.

Itulah sebabnya, kita akan mengajak dengan berbagai cara--dengan kesabaran yang dibutuhkan, untuk membangun satu alat perjuangan rakyat (di mana kaum buruh, petani, nelayan, perempuan, aktivis lingkungan, pelajar, dan segenap lapisan rakyat yang dirugikan dari model pembangunan ini; Agar dapat berjuang bersama-sama---bukan hanya sekali, dua kali, tapi terus bersama dihari-hari esok, karena masa depan adalah milik kita, Rakyat yang bersatu dan berjuang, agar segera keluar dari model pembangunan sekarang, dan membangun model pembangunan yang sepenuhnya baru.