Kiri Sosial membuka ruang bagi kawan-kawan yang ingin berkontribusi pada Kirisosial.blog. Kami menerima kontribusi dalam bentuk artikel terjemahan yang memuat tentang inspirasi gerakan yang partisipatif atau tentang inspirasi persatuan. Silahkan kirim terjemahan anda melalui inbox FB atau kirim melalui kirisosial@gmail.com. Terimakasih

7 Alasan Kenapa Mahasiswa Harus Mendukung Mogok AMT


Oleh Fajar Hidayat Asbar, mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi di Universtias Islam Negeri Alauddin kota Makassar, angkatan 2013.

Pertama, PT. Pertamina Patra Niaga yang merupakan perusahaan milik negara sudah seharusnya menghormati proses penyelesaian masalah yang dilakukan oleh Awak Mobil Tangki bersama serikatnya yakni Federasi Buruh Transportasi dan Pelabuhan Indonesia (baca kronologis disini). Perusahan milik negara juga semestinya melakukan perlindungan pekerja dengan memenuhi upah layak/upah lembur, waktu kerja yang tidak berlebihan, serta jaminan kesehatan keselamatan kerja dan cuti. Bagaimanapun, persuhaan milik negara sangat perlu memberikan contoh yang baik karena bertanggung jawab atas hajat hidup orang banyak dan bukan untuk semata-mata mencari profit.

Kedua, keserakahan PT. PPN, dimana tahun 2017 ini perusahaan ini mengejar keuntungan sebesar USD 107 Juta setara dengan 1.4 triliunan. Perusahan milik negara ini juga telah mencatat keuntungan bersih pada tahun 2014 meraih USD 37 Juta dan 2015 meningkat USD 67 Juta. Dilihat dari pemasukan yang begitu besar sangat tidak masuk akal bila lebih dari 20 ribu Awak Mobil Tangki yang bekerja pada masih banyak yang hidupnya tidak layak, upah pokok menunggak, upah lembur tidak dibayar, jaminan kesehatan dan keselamatan tidak ditanggung, dan lainnya. 

Ketiga, puluhan tahun sudah Awak Mobil Tangki bekerja dengan resiko sangat tinggi mendistribusikan BBM ke SPBU hingga kepelosok. Selain itu, Awak Mobil Tangki yang telah bekerja bertahun-tahun hingga kini menghadapi penderitaan yang pelik, mereka harus bertaruh nyawa sedangkan perusahaan menikmati keuntungannya, mereka juga bekerja bertaruh nyawa—setiap waktu dapat menghadapi musibah kerja akibatnya banyak diantara mereka yang mengalami kecelakaan kerja tetapi nyatanya perusahaan tidak serupiahpun memberikan jaminan untuk biaya rumah sakit—ironisnya iuran BPJS dipotong dari upah kerja. Awak Mobil Tangki yang telah bertahun kerja pun tidak diberikan hak cuti baik tahunan maupun cuti panjang serta tidak ada pensiunan. 


Keempat, kami mahasiswa menyadari bahwa sistem kerja kontrak/outsourhcing ini tidak akan memberi kesejhateraan bagi seluruh buruh di Indonesia termasuk Awak Mobil Tangki. Tidak ada penghargaan atas kesediaan bekerja dengan pengangkatan status kerja menjadi tetap, pada kenyataannya sampai saat ini seluruh AMT masih berstatus kerja tidak tetap—masih kontrak dan bahkan outsourching yang sewaktu-waktu dengan seenaknya dikenakan pemutusan hak kerja (PHK). Seperti yang terjadi pada 350 Awak Mobil Tangki depot Plumpang Jakarta Utara yang di PHK dengan sepihak bahkan dengan di berhentikan dengan hanya melalui SMS, dan ditempat lainnya. Sistem kerja kontak/outshourching hanyalah sebuah penghisapan tenaga yang sewaktu-waktu dapat di PHK dan terhadap jaminan hak seperti upah lembur, hak cuti, pensiunan, K3, dan hak lainnya yang tidak diberikan kepada buruh.

Kelima, ditengah bulan ramadhan, dimana seluruh umat islam di dunia menjalankan puasa, dimana bulan puasa ini yang semestinya saling berbagi berkah, nyatanya ini tidak seperti apa yang dihadapi oleh Awak Mobil Tangki yang harus memperjaungkan hak atas kerjanya—bahkan sedang mempersiapkan Mogok Kerja setelah pelbagai upaya sebelumnya telah dilakukan tapi tidak berhasil. Ditengah suasana menuju hari Raya Idul Fitri bagi umat Islam, dibandingkan dengan jutaan keluarga sedang menyicil kebuthan lebaran, puluhan ribu Awak Mobil Tangki Pertamina di banyak kota di tiga pulau terancam tidak pulang ke kampung halaman—tidak merayakan hari raya tersebut bersama keluarga atau keluarganya yang ikut melakukan Aksi Mogok, berbeda dengan para bos pertamina yang merayakan hari rayat dengan tenang dibawah ketertindasan Awak Mobil Tangki.

Keenam, sebagai mahasiswa Indonesia yang bila tidak dengan sungguh-sungguh mendukung perjuangan buruh dalam melawan sistem kerja yang menindas, dan bila perubahan terhadap sistem kerja maka masa depan kita sebagai mahasiswa akan mengahadapi masalah yang sama, yakni kita upah murah, kapan saja dapat di PHK, tidak mendapat jaminan kesehatan dan keselamatan kerja yang berkualitas, dan sebagaimana yang saat ini terjadi. Ditambah dengan sistem pemagangan kerja yang secara terang tidak akan menjawab masalah pengangguran apalagi kemiskinan, ironisnya hanya akan membuat kita sebagai tenaga kerja masa depan dipenjara dalam sistem kerja upah dibawah standar minimum bahkan tidak dibayar. 

Terakhir, Sebagai mahasiswa, kita adalah generasi muda yang memiliki kapasitas intelektual sudah menjadi tugas yang paling mendasar bagi kita untuk membela rakyat yang sedang berjuang merebut keadilan. Seperti dalam Tri Dharma perguruan tinggi, yang salah satunya yakni mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Dan kita sebagai mahasiswa, pun seharusnya mendorong posisi keberpihakan kampus berserta para Dosen dan Guru Besar untuk menjawab masalah rakyat. Sehingga terjadinya sebuah hubungan yang saling membangun antara dunia pendidikan dan produksi/kerja di Indonesia--maupun dunia, yang bukan berdasarkan pada keuntungan melainkan sebuah masyarakat baru tanpa penindasan.

No comments

Powered by Blogger.