Kiri Sosial membuka ruang bagi kawan-kawan yang ingin berkontribusi pada Kirisosial.blog. Kami menerima kontribusi dalam bentuk artikel terjemahan yang memuat tentang inspirasi gerakan yang partisipatif atau tentang inspirasi persatuan. Silahkan kirim terjemahan anda melalui inbox FB atau kirim melalui kirisosial@gmail.com. Terimakasih

AKTIVIS DISABILITAS JADI PRESIDEN: GELOMBANG PERUBAHAN ABAD 21


Lenin Moreno Mengalahkan Banker di Pilpres Ekuador


Dewan Pemilihan Nasional (CNE) mengungkapkan kemenangan Mereno merupakan proses pemilu yang transparan dan sukses, CNE juga menyerukan kepada semua orang untuk menghormati hasil.


Seorang calon progresif dan dikenal sebagai aktivis distabitas dari partai yang berkuasa Alianza Pais, Lenin Moreno memenangkan pemilu presiden Ekuador hari minggu kemarin.

Dengan 98.45 persen suara resmi, Moreno mengalahkan mantan bankir Guillermo Lasso, calon aliansi sayap-kanan CREO-SUMO dengan 51.14 persen menjadi 48.86 persen, berdasarkan hasil yang diterbitkan oleh Dewan Pemilihan Nasional (CNE) Ekuador senin pagi.

Banyak yang sudah memprediksi, calon wakil presiden dari sayap-kanan Andres Paez meminta penghitungan ulang, meski CNE telah mengatakan itu merupakan proses pemilihan yang transparan dan sukses, dan menyerukan semua orang untuk menghormati hasil.

Moreno disiapkan untuk melanjutkan dan memperluas program-program sosial yang diperkenalkan presiden yang telah demisioner Rafael Correa, Lenin sendiri pernah menjabat sebagai wakil presiden 2007-2013, sebelumnya ia bekerja sebagai duta khusus Distabilitas dan Aksesbilitas PBB.

Moreno menggunakan kursi roda setelah ditembak dan mengalami lumpuh sejak tahun 1998, ia dikenal karena kerja advokasi bagi penyandang distabilitas dan mendukung pendidikan publik. Jorge Glass, yang juga mengabdi pada pemerintahan Corea sekarang akan mengabdi sebagai wakil presiden. Pemerintahan baru akan diresmika pada 24 Mei. 

Sebagaimana Rafael Correa yang tela demisioner setalah 10 tahun berturut-turut berkuasa dan mencapai sejumlah kemajuan sosial hasil dari "Revolusi Warga Neraga”. Kemenangan Lenin Moreno dipandang sebagai kunci, tidak hanya untuk Ekuador tapi untuk wilayah Amerika Latin lebih luasnya. Ekuador tetap akan menjadi bagian dari "gelompang merah muda" (istilah yang digunakan untuk menggambarkan pemerintahan yang sedang beralih ke kiri) yang membentang di wilayah tersebut dalam dua dekade terakhir, bukan mengkuti pergeseran sayap-kanan yang berlangsung pada tahun 2016 di Argentina dan Brazil.

Setelah puluhan puluhan tahun tidak stabilnya social dan ekonomi juga seringnya pergantian presiden, Alianza Pais yang dipimpin oleh Correa telah mengangakat lebih dari satu juta orang keluar dari kemiskinan, pendapatan pajak meningkat tiga kali lipat dan memperluas pelayanan kesehatan dan pendidikan di negeri itu secara menyerluruh.

Pemilu di hari minggu merupakan putaran kedua pemungutan suara setalah Morene kalah tipis yaitu kurang dari 0.7 persen pada 19 Januari untuk menang pada putaran pertama.

Kurang lebih 12,5 juta rakyat Ekuador di negara itu, diikuti dengan 400.000 emigran di seluruh dunia, yang berhak memilih dalam pemilu hari Minggu. Lokasi pemungutan suara didirikan di Miami, New York, London dan Madrid.

Moreno mencoblos di Quito utara, disertai dengan ratusan pendukungnya. Lasso mencoblos bersama keluarganya di kampung halamannya di kota pelabuhan Guayaquil. Correa juga mencoblos di Ibu kota bersama menteri-menteri pemertintah lainnya.

“Ini adalah momen yang menentukan bagi wilayah tersebut karena reaksi ekstrim sayap-kanan dalam tahun-tahun terakhir. Pemilu Ekuador menjadi sangat penting. “ ujar Correa saat mencoblos.

Pendukung Moreno yang dikumpulkan sejak sore untuk menggelar perayaan di pusat Quito utara, di lingkungan kantor pusat Alianza Pais.

Pemilu ini diawasi oleh peninjau internasional termasuk mantan presiden Uruguay Joke “Pepe” Mujica, yang bekerja untuk tugas elektoral di UNASUR. Mujica menegaskan bahwa pemungutan suara sudah transparan.

Meskipun CNE dan peninjau internasional menyatakan bahwa tidak ada masalah dengan pemungutan suara, persis dengan yang terjadi pada putaran pertama pemungutan suara pada bulan Februari, rumor bahwa ada penipuan suara disebarkan di media sosial oleh oposisi.

Calon wakil presiden dari CREO yang kalah, Andres Paez sebelumnya telah mengancam untuk melakukan protes di luar kantor CNE atas tuntutan penipuan, serta mendesak para pengikutnya untuk melakukan demostrasi di jalan-jalan.


Sumber : TelesurTV.net

No comments

Powered by Blogger.