Kiri Sosial membuka ruang bagi kawan-kawan yang ingin berkontribusi pada Kirisosial.blog. Kami menerima kontribusi dalam bentuk artikel terjemahan yang memuat tentang inspirasi gerakan yang partisipatif atau tentang inspirasi persatuan. Silahkan kirim terjemahan anda melalui inbox FB atau kirim melalui kirisosial@gmail.com. Terimakasih

KENDAL, INDRAMAYU, CIGOMBONG, BANDUNG, JAKARTA MEMBANGUN SOLIDARITAS

Membangun jejaring solidaritas antar komunitas, antar daerah

(29 April 2017) Sabtu siang di LBH Jakarta, berbagai komunitas berkumpul untuk berbagi pengalaman perjuangan, di antaranya; Ada komunitas perpustakaan jalanan Bandung, komunitas pemuda Cigombong Bogor, ada Komunitas Rumah Bintang dari Bandung, pun ada juga dari petani Indramayu dan petani dari Surokonto. Masih ada juga kawan-kawan LIPS, JATAM, WALHI Jabar, dan tentu saja kawan-kawan KPBI (yang juga sekaligus mewakili Gerakan Buruh Untuk Rakyat).

Di mulai dengan pemutaran film dokumenter pendek berjudul Factory Asia yang durasinya sekitar 25 menit. Selanjutnya, Budi Wardoyo mnggulirkan diskusi antar komunitas rakyat, yang tak jauh dari apa yang digambarkan dalam film dokumenter karya kawan-kawan LIPS--yang membantu kita untuk melihat perampasan yang dilakukan dengan masif kepada buruh, kepada rakyat. Laju pembangunan kota metropolitan merupakan penghancuran ruang hidup rakyat. Pesatnya industri di Asia khususnya Indonesia tidak menjawab kesejahteraan rakyat, namun memanfaatkan tenaga kerja murah dengan kontrak berjangka. Pun industri yang dibangun adalah hasil lahan yang dirampas oleh negera. Alhasil, rakyat yang sudah tidak bertanah haruslah ke kota menjadi buruh. 



Seperti halnya pergolakan masyarkat Indramayu yang menolak PLTU Batubara, yang merupakan proyek investasi yang dikecam warga dari 8 desa karena merampas paksa tanah, mengancam tanah-air, kesehatan, produksi pertanian, dsb, mereka yang hari masih berjuang terus menggalang kekuatan untuk melawan pembangunan merusak. Termasuk juga dengan perjuangan di daerah lain seperti di Cigombong, Surokontol Kendal, Samarinda, Kalimantan Timur. Ada banyak daerah yang dihadapkan dengan pembangunan yang diperuntukan bukan untuk rakuat tetapi bagi bisnis investor. 



Semua pembangunan ini telah mengakibatkan perampasan ruang hidup rakyat di pedesaan, baik dengan cara-cara pengusiran paksa, maupun dengan iming-iming duit untuk menjual tanah (di tengah himpitan model pertanian yang tidak membuat petani sejahtera, ada banyak petani yang terpaksa menjula tanahnya). Lalu tercerabutnya mereka dari akar sejarahnya, dari ruang hidupnya. Atau bagi mereka yang masih bertahan di sana, perusahan-perusahan yang datang justru merusak lingkungan hidup mereka (air yang tercemar, udara yang tercemar, hutan yang rusak, sampai lubang-lubang bekas tambang yang telah menimbulkan korban jiwa 27 anak-anak kecil di Samarinda). Sebagian lagi pergi ke kota, menambah barisan penganguran--bersaing dengan mereka yang terlebih dahulu menjadi pengangguran---ini salah satu sebab, upah buruh begitu sulit untuk naik signifikan, atau kenapa kerja kontrak dan sekarang magang semakin massif.

Menyoal atas dialog antar gerakan atau komunitas yang telah berlangsung Sabtu ini, merupakan langkah maju untuk saling berbagi pengalaman juang maupun serangan yang dihadapi. Agenda ini menjadi menarik karena terdapat semangat saling bantu atau solidaritas yang terjalin, pun kehendak untuk melanjutkannya.



Hal yang juga tidak kalah menarik perwakilan dari gerakan buruh yakni Ilham yah (akrab dipanggil Boing) dari KPBI yang juga sekaligus mewakili Gerakan uruh untuk Rakyat, Boing terlibat dalam agenda tersebut dan menyatakan komitemen untuk langkah perjuangan bersama kedepannya, "bahwa gerakan buruh akan belajar lebih banyak lagi persoalan rakyat (lintas sektoral), sehingga kawan-kawan jangan segan-segan untuk membagi pengetahuannya kepada buruh". Itu merupakan kontribusi kita dalam membangun sebuah persatuan, pentingnya saling solidaritas, saling mengisi pengetahuan, akan menciptakan gerakan rakyat yang kuat. Ia juga mengajak seluruh komunias yang ada disana untuk bersedia datang dalam aksi merespon MAYDAY 2017, yang mana semangat Gerakan Buruh untuk Rakyat yakni membuka diri untuk segala isu-isu rakyat yang sedang diperjuangkan hari ini.

Satu hal lain yang muncul dalam diskusi ini, adalah semua menyadari adanya ancaman militerisme dalam perjuangan rakyat, yang ternyata berakar pada tragedi kemanusiaan pada tahun 1965

Di penghujung diskusi, sebagai  kesepakatan bersama, langkah awal yang bisa dilakukan adalah terlibat dalam aksi MAYDAY besama, juga saling bantu di banyak hal-hal lainnya. Dan juga mendukung aksi untuk momentum hari anti Tambang yang jatuh pada tanggal 29 Mei mendatang, yang akan diinisiasi oleh kawan-kawan JATAM.

Dan rencananya, setiap hari Sabtu hingga tanggal 21 Mei, forum semacam ini akan terus digelar dengan berbagai tema lainnya, dengan komunitas-komunitas yang berbeda.

Selanjutnya acara ditutup dengan aksi musik, teatrikal dan melukis oleh Pandai Api bersama Wanggihoedi dan lainnya menggambarkan situasi rakyat hari yang terjerat dalam pembodohan media, terjerat perbudakan kerja, dan dpaksa hidup dengan lingkungan yang rusak, di negara yang sengaja tenggelam dalam pembangunan yang kapitalistik.







.


No comments

Powered by Blogger.