Kiri Sosial membuka ruang bagi kawan-kawan yang ingin berkontribusi pada Kirisosial.blog. Kami menerima kontribusi dalam bentuk artikel terjemahan yang memuat tentang inspirasi gerakan yang partisipatif atau tentang inspirasi persatuan. Silahkan kirim terjemahan anda melalui inbox FB atau kirim melalui kirisosial@gmail.com. Terimakasih

PERJUANGAN PETANI SEDUNIA UNTUK KONTROL ATAS BENIH


Memperingati Hari Perjuangan Petani Internasional
Oleh : Salena Tramel





Sayangnya, tidak seperti kelahiran dari banyak hari peringatan, peristiwa yang mengilhami Hari Perjuangan Petani Internasional pertama kalinya justru muncul dari pertumpahan darah. Itu terjadi pada tanggal 17 April 1996, pada hari yang tenang di bagian utara kotamadya di Brasil, Eldorado dos Carajás, di mana gerakan sosial yang paling terkenal negara itu, Gerakan Petani Tak Bertanah (MST) telah mengorganisir demonstrasi menentang perampasan peternakan kosong oleh pemerintahan federal-- di mana hampir 3.000 keluarga di pedesaan mengolah tanah tersebut untuk bertahan hidup. Protes berubah menjadi kekerasan ketika sekretaris keamanan publik memerintahkan polisi untuk membersihkan jalan raya - “dengan biaya seberapapun”. Operasi itu memang mahal: sembilan belas orang kehilangan nyawa mereka dalam tragedi yang kemudian dikenal sebagai pembantaian Eldorado dos Carajás.

Gaung pembantaian ini menggema di seluruh dunia, terutama ke Meksiko di mana gerakan petani internasional yang dikenal sebagai Via Campesina sedang berkumpul untuk konferensi kedua di Tlaxcala. Via Campesina saat itu baru berusia tiga tahun , tapi sudah banyak capaian-capaian yang diraih. Gerakan ini menyatukan basis global yang unik dari petani, nelayan, dan peternak, dan menghubungkan gerakan buruh, organisasi perempuan, dan sejumlah anggota yang kurang terwakili dan sebagian besar berada di pedesaan. Konferensi di Tlaxcala, Meksiko terbukti menjadi bersejarah – disanalah Via Campesina menyolidkan kerangka yang inovatif dari “ kedaulatan pangan” - mendefinisikan ulang hak mendasar atas pangan demi para petani yang sejatinya menghasilkan pangan.


Namun pada saat para pemimpin dan organisator Via Campesina mengetahui yang telah terjadi di Brazil di hari yang naas itu, dunia mereka pun seakan terhenti. Apa pun yang terjadi di dalam MST mempengaruhi Via Campesina karena kedua kelompok itu terhubung secara amat mendalam sudah sejak MST membantu merumuskan dokumen-dokumen pendirian gerakan internasional tersebut. Via Campesina pada saat bersamaan meratapi kehilangan kolega-koleganya di Brazil dan mengenang insiden-insiden kekerasan serupa terhadap para petani-aktifis di Amerika Latin dan seluruh penjuru dunia. Gerakan ini segera mengenali sebuah jurang kesadaran publik yang diyakininya dapat diisi dengan pendidikan dan advokasi oleh dan bagi para petani. Via Campesina tak membuang waktu dan mendeklarasikan tanggal 17 April sebagai sebuah perayaan tahunan para petani di mana pun untuk menghormati mereka yang terbunuh di Brazil."

Dalam waktu cepat, Via Campesina telah berkembang menjadi 164 organisasi anggota di 73 negara pada ulang tahunnya yang ke-20. Dan hingga kini Petani masih terus diabaikan dan dimarginalkan - meskipun fakta bahwa mereka bekerja untuk memenuhi 70 persen dari produksi pangan secara global. Dengan kesadaran semacam itu, Hari Perjuangan Petani Internasional telah menjadi salah satu dari momentum penting bagi gerakan untuk berkumpul dan bertindak. Tahun ini, Via Campesina meperingatinya untuk membela benih.

Dari awal, kontrol atas benih telah masuk sebagai persoalan yang kritis dalam daftar persoalan di Via Campesina. Dan semakin relevan saat ini, dimana perusahaan transnasional semakin meningkatkan dan memperketat cengkeramannya pada sistem pangan dunia yang ditandai dengan komodifikasi sumber daya untuk kebutuhan mendasar. Saat ini, 67 persen dari benih di dunia dikusai hanya oleh 10 perusahaan besar - dengan Monsanto (dan hak patennya) mengendalikan 23 persen dari pasokan global.

“Benih bagi kita menandakan dasar bagi kedaulatan pangan karena mereka menentukan bagaimana kita mengolah tanah, bagaimana kita makan, dan juga mencerminkan budaya dan selera kita,” kata Guy Kastler, pemimpin Via Campesina yang berkantor di Perancis. “Petani menghadapi meningkatnya kriminalisasi ketika menanam bibit asli mereka, meskipun praktek-praktek tersebut adalah hal yang sudah biasa, dan menjadi dasar dari pertanian mereka,” paparnya. Beragam organisasi anggota dalam Via Campesina menggunakan berbagai taktik untuk melestarikan benih-benih alami mereka, mulai dari perbankan benih lokal untuk melakukan pertukaran benih secara internasional. Dalam nada yang sama, aktivis yang sangat memprotes penyebaran GMO, mendorong perubahan kerangka sistem pangan dan mempercepat aksi-aksi yang jauh melampaui apa yang sudah menjadi dasar dari Via Campesina.

Sebagai organisasi gerakan agraria yang terbesar di dunia - dan mungkin yang paling penting – mereka menyadari banyak kemenangan yang dicapai selama dua dekade keberadaannya. Dengan perjuangan tentang kontrol terhadap benih - dan pekerjaan lainnya pada isu-isu yang kompleks mulai dari perampasan tanah dan air, hingga persoalan perjanjian-perjanjian internasional dan migrasi, basis-basis Via Campesina sekarang ini tidak berkurang ancamannya dibandingkan situasi 20 tahun yang lalu, di Brazil. Bersamaan dengan adanya pandangan-pandangan tentang petani dan pertanian yang dianggap sebagai mata pencaharian yang telah kuno, dan ada kepentingan politik dan ekonomi yang kuat sedang bergerak untuk menggantikannnya, Via Campesina sedang mengambil langkah-langkah untuk memastikan petani yang saat ini tidak tersingkirkan dalam kegelapan malam.


Salena Tramel adalah seorang jurnalis dan konsultan mengenai kebijakan internasional dan pembangunan


Sumber :
www.viacampesina.org

No comments

Powered by Blogger.