Kiri Sosial membuka ruang bagi kawan-kawan yang ingin berkontribusi pada Kirisosial.blog. Kami menerima kontribusi dalam bentuk artikel terjemahan yang memuat tentang inspirasi gerakan yang partisipatif atau tentang inspirasi persatuan. Silahkan kirim terjemahan anda melalui inbox FB atau kirim melalui kirisosial@gmail.com. Terimakasih

PENYERANGAN SEPIHAK AMERIKA SERIKAT ANCAMAN SERIUS PERDAMAIAN DUNIA



Sikap Duta Besar Bolivia untuk PBB mengenai Penyerangan terhadap Suriah : 'Sejarah Mengajari Kita' Amerika Serikat Berbohong untuk Membenarkan Perang.

"Di masa ini Amerika Serikat memposisikan dirinya sebagai penyidik, mereka adalah jaksa, hakim dan mereka adalah eksekutor," kata duta besar Bolivia.

Menggugat penyerangan Amerika Serikat terhadap Suriah, Duta Besar Bolivia untuk PBB Sacha Llorenti membandingkan presentasi mantan Menteri Luar Negeri AS Colin Powell di Kongres sebagai dasar tindakan sepihak untuk melakukan pemyerangan, dimana terdapat bukti palsu atas dugaan program persenjataan Irak yang ditujukan untuk membenarkan perang AS di Irak.

Llorenti menunjukkan sebuah potongan foto Colin Powell yang sedang menyampaikan “senjata pemusnah massal” dalam Pidatonya di Kongres, Llorenti mendesak AS untuk bertanggungjawab atas serangan yang tak beralasan terhadap Suriah pada Kamis lalu, sejarah sudah mencatat bahwa imperialis AS telah melakukan intervensi di negara-negara lainnya, termasuk Amerika Latin.

"Sekarang Amerika Serikat memposisikan dirinya sebagai penyidik, mereka adalah jaksa, hakim dan mereka adalah eksekutor. Itu melanggar hukum international."

Bangsa Andean saat ini memegang jabatan anggota tidak tetap di Dewan Keamanan PBB

"Saya percaya bahwa penting bagi kita untuk mengingat sejarah mengenai peristiwa di tahun 2003, yang pada saat Amerika Serikat menegaskan, bahwa mereka memiliki semua bukti yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa Irak memiliki senjata pemusnah massal, tetapi mereka tidak pernah menemukan ... tidak pernah ada yang mereka temukan," kata Duta Besar Bolivia dalam sidang darurat Dewan Keamanan pada hari Jumat.

Pada 5 Februari 2003, Sekretaris Powell menunjukan “bukti” palsu bahwa pemerintah Saddam Hussein di Irak mengembangkan senjata pemusnah massal, termasuk senjata kimia yang mematikan. Sejak pernyataan itulah pandangan buruk meluas, padahal tidak ada bukti program senjata yang pernah ditemukan. Powell sendiri mengungkapkan penyesalan atas apa yang ia istilahkan “kegagalan besar intelijen” yaitu kegagalan yang berasal dari interpretasi yang dipaksakan untuk menyadap sistem komunikasi Irak.

AS meluncurkan puluhan rudal jelajah Tomahawk ke pangkalan udara Shayrat di Homs Kamis malam. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa hanya 23 dari 59 rudal mencapai sasaran yang dituju, sedang sisanya mendarat di desa-desa di sekitarnya. sumber media Suriah melaporkan bahwa sembilan warga sipil tewas dalam serangan, empat diantaranya anak kecil.

Penyerangan tersebut merupakan respon atas dugaan serangan gas Sarin terhadap kota yang dikuasai pemberontak Khan Sheikhoun. Insiden ini merenggut 89 nyawa, termasuk 33 anak-anak dan 18 wanita, menurut pihak berwenang oposisi lokal.

Perwakilan pemerintah Suriah telah membantah bahwa mereka menggunakan senjata tersebut, mereka menyatakan bahwa itu bukti yang menduga militer Suriah sebagai dalang, pada kenyataannya, propaganda itu dibuat oleh kelompok-kelompok oposisi seperti Jabhat al-Nusra. Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Putin menganggap penyerangan terhadap "negara yang bedaulat adalah pelanggaran hukum internasional, apalagi menggunakan dalih kebohongan.”

Dengan alasan bahwa AS bertindak secara sepihak dan melanggar anggaran dasar PBB, Duta Besar Bolivia menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk menggelar sidang tertutup.

"Amerika Serikat sedang mempersiapkan  akan sekali lagi serangan sepihak," kata Llorenti. "Serangan rudal, tentu saja, adalah tindakan sepihak. Mereka merupakan ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan internasional."



Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley menolak permintaan tersebut. Karena jabatan presiden Dewan Keamanan di pegang Amerika Serikat.

Sumber : telesurtv.net

No comments

Powered by Blogger.