PROVOKASI SAYAP KANAN DI VENEZEULA: BAGIAN TERAKHIR
Pengerusakan Pelayanan Publik
Mobilisasi hari itu juga melihatkan serangan yang meluas terhadap pelayanan publik oleh para demonstran oposisi.
Pada sekitar 02:30 sore, markas besar lembaga pemerintah untuk perlindungan konsumen Venezuela, Pengawasan Hak Sosial Ekonomi National (SUNDDE), di Chacao dikepung oleh 50 sampai 60 demonstran bertopeng melemparkan batu dan benda tumpul lainnya, sangat merusak bangunan “Pelayanan Masyrakat". Rekaman kamera keamanan menunjukkan para demonstran membobol gedung dan mencuri komputer, keyboard, barang kantor lainnya.
Kepala SUNDDE William Contreras meyebut serangan itu sebagai “tindakan yang direncanakan” dan menuduh Walikota Ramon Muchacho dari kelompok oposisi Chacao harus bertanggung jawab atas insiden tersebut, mencatat bahwa ruangan polisi Chacao hanya “50 meter” dari bangunan, namun pasukan lokal “sama sekali tidak Menanggapi tindakan kelompok ini.”
"Saya ingin menunjukkan tanggung jawab langsung sebagai Walikota Chacao, karana perusakan ini terjadi dimana pelayanan publik kotamadyanya," ujar Ramon Muchaco di televisi pemerintah.
Di tempat lain di Chacao, demontran bertopeng berusaha masuk ke Pangkalan Udara Francisco Miranda di La Carlota, menghancurkan sebagian pagar instalasi.
Di dekat lingkungan Altamira, Chacao, para demonstran membakar menara Inggris yang mencakup beberapa entitas pemerintah, termasuk Lembaga Statistik Nasional.
Kotamadya San Antonio de los Altos juga mencatat kerusuhan yang meluas pada hari Rabu saat demonstran oposisi memblokir jalan dengan barikade yang terbakar dan menghancurkan properti publik.
Di kota Marubaibo yang jauh di barat, sebuah kantor Kementerian Perumahan menjadi objek perampokan dan penghancuran harta benda yang diduga dilakukan oleh para demontran bertopeng.
Insiden tersebut merupakan yang terbaru dalam serangkaian serangan kekerasan terhadap gedung-gedung pemerintah dan properti publik dalam beberapa pekan terakhir, termasuk serangan 8 April di sebuah kantor administrasi Mahkamah Agung di Chacao, yang kabarnya direncanakan oleh para pemimpin dari sayap kanan Partai First Justice.
Seruan untuk Militer
Demonstrasi lebih dulu diserukan oleh oposisi pada di hari Selasa kepada Tentara Bolivarian Venezuela (FANB) untuk "menunjukkan bahwa ia berdiri di sisi konstitusi dan rakyat".
"Anda harus menjadi bagian dari solusi atas kesulitan yang dihadapi negara ini. Di balik perisai tersebut adalah orang-orang yang tidak sependapat dengan yang terjadi dan menginginkan perubahan, "kata Presiden Majelis Nasional Julio Borges dari pihak oposisi, yang bersikeras bahwa pernyataan tersebut bukanlah seruan untuk memberontak.
Sehari sebelum demonstrasi, sebuah video empat tentara secara terbuka menyerukan agar melakukan pemberontakan militer melawan Maduro, telah viral di media sosial. Keempat prajurit tentara tersebut sejak saat itu ditahan dan dituntut oleh pihak militer.
Pernyataan Borges secara terang dikecam oleh Presiden Maduro, ia menuntut ketua Majelis Nasional untuk diadili karena menghasut pemberontakan.
"Karena [Borges] menyerukan secara terbuka untuk melakukan kudeta, kepada divisi Angkatan Bersenjata, karena tidak mengakui komandannya, dan pemimpin komandannya, ini merupakan kejahatan yang dikategorikan jelas dalam peraturan pidana negara, sebagai ajakan untuk melakukan kudeta," kepala negara menegaskan.
Menanggapi pernyataan oposisi tersebut dan juga sebuah pernyataan resmi Departemen Luar Negeri AS yang dikeluarkan pada hari Selasa, Maduro memerintahkan pengaktifan "Rencana Zamora", kepada seluruh militer-sipil di seluruh negeri pada hari Rabu untuk mencegah ancaman sebuah "kudeta".
Sebagai bagian dari rencana tersebut, 100.000 anggota Milisi Bolivarian Velezuela – yaitu kekuatan pasukan cadangan semi profesional di bawah wewenang Kementerian Pertahanan - akan membantu usaha keamanan internal.
Dalam memperingati ulang tahun ketujuh milisi Senin yang lalu, Maduro mengumumkan perluasan milisi tersebut untuk 500.000 personil serta penyediaan "satu senapan untuk setiap anggota milisi".
Majelis Nasional menentang Ombudsman
Putaran terakhir dari kebuntuan oposisi pemerintah yang tegang ini dipicu oleh keputusan 29 Maret Mahkamah Agung (TSJ) yang sementara mengizinkan pengadilan untuk mengambil beberapa tanggung jawab legislatif tertentu. Keputusan tersebut dikecam karena tidak konstitusional oleh Jaksa Agung Venexuela dan segera dibatalkan pada tanggal 1 April.
Meskipun berbalik, MUD telah menuduh pemerintah melakukan "kudeta" dan mengadakan demonstrasi yang terus berlanjut, yang pada awalnya menuntut pembebasan hakim dan kemudian membuat meradikalisasi programnya termasuk "pemilihan umum".
Selasa yang lalu, Majelis Nasional dari pihak oposisi menyetujui sebuah resolusi untuk memilih hakim TSJ yang baru terlepas dari fakta bahwa pengadilan hakim yang duduk tidak mesti harus disetujui oleh Ombudsman Nasional Tarek William Saab, yang ia menyatakan pada tanggal 6 April bahwa tidak ada alasan untuk penyngkiran. Meskipun demikian, parlemen bergerak maju dengan tindakan tersebut tanpa menghiraukannya, menuduh Saab "terlibat dengan kejahatan para hakim [TSJ]".
Pemimpin oposisi mengadakan demonstrasi anti-pemerintah baru-baru ini pada 20 April.
Tambahan laporan oleh Rachael Boothroyd-Rojas.
No comments
Post a Comment