PRESIDEN VENEZUELA AJAK RAKYAT MEMBENTUK MAJELIS KONSTITUANTE
Presiden
Maduro akan mengambil langkah konstitusional untuk merevisi Undang-Undang Dasar
Venezuela
Berbicara
di hadapan puluhan ribu pendukungnya yang berkumpul saat perayaan hari buruh
internasional, Presiden Nicolas Maduro mengumumkan rencanannya untuk membentuk
badan konstituante guna mengubah konstitusi nasional Venezuela.
“Hari ini, di tanggal 1 Mei, saya mengumumkan
akan menggunakan hak konstitusional presidensial saya sebagai kepala
pemerintah, seperti yang tercantum dalam pasal 347, untuk mengumpulkan kekuatan
konstituen sesungguhnya dari Rakyat Venezuela, yaitu para klas pekerja dan
massa rakyat, untuk membentuk majelis konstituante nasional,” kata Presiden
Maduro di hari Senin.
Pemimpin
Venezuela tersebut mendasari langkahnya sesuai dengan pasal 347 konstitusi
Bolivarian, yang mengatur dan mengijinkan diadakannya sidang majelis
konstituante nasional dengan tujuan “mengubah arah negara”.
Pengumuman
mengejutkan ini datang di minggu-minggu ketika gelombang protes kelompok
oposisi yang berujung kekerasan, yang telah menimbulkan korban jiwa lebih dari
dua puluh empat orang, dan melukai lebih dari empat ratus orang, juga
menimbulkan banyak kerusakan pada fasilitas publik baik rumah sakit dan
sekolah, termasuk penjarahan pada tempat-tempat usaha kecil.
Konstitusi
Bolivarian yang diterbitkan tahun 1999, merupakan hasil pemenuhan janji pemilu
Hugo Chavez untuk menulis ulang undang-undang dasar Venezuela dengan melibatkan
partisipasi massa rakyat. Konstitusi ini telah diakui secara luas sebagai salah
satu yang paling maju di dunia, tidak hanya memperluas hak-hak sosial
masyarakat, juga memberikan ruang bagi massa rakyat untuk langsung
mengintervensi keputusan politik selain lewat pemilu.
Berdasar
konstitusi, majelis konstituante akan terdiri dari 500 anggota, yang dipilih
langsung oleh rakyat Venezuela. Dan, beberapa kursi juga akan dipilih dari
perwakilan organisasi sektoral, termasuk di dalamnya dari kelompok mahasiswa,
serikat buruh, juga dari sektor jasa.
Pemerintah
Venezuela menekankan pentingnya langkah ini untuk mengatasi konflik politik
yang sedang berlangsung.
“Saya tidak ingin terjadi perang saudara,”
tegas Maduro. “Apakah kalian ingin berdialog? Konstituante jawabannya! Apakah
kalian ingin kedamaian? Konstituante jawabannya!”
Namun
begitu, pemimpin oposisi, Henriqye Capriles justru menolak tawaran pemerintah, bahkan
menganggapnya sebagai “kudeta.”
“Kami memberi peringatan pada semua pemimpin demokratik
dunia, opini publik internasional, Maduro sedang mengupayakan kudeta dan
memperparah krisis!”
Menurut
ahli konstitusi Hernan Escarra, selama majelis konstituante bersidang dan
berproses, institusi negara yang sedang memerintah dapat tetap berjalan.
Pada
tanggal 27 April, Venezuela mengumumkan pengunduran dirinya dari keanggotaan
OAS, setelah berkali-kali ada upaya pemberian sanksi oleh Sekjend OAS, Almagro,
yang mengaku-ngaku penegak demokrasi.
Almagro
juga dicaci oleh delegasi Venezuela dan diplomat-diplomat Amerika Latin lainnya
karena dukungan terbuka dia pada kelompok oposisi Venezuela, termasuk
dukungannya pada usulan pemilu yang dipercepat sebelum 2018.
Sumber: telesurtv.net
No comments
Post a Comment