Kiri Sosial membuka ruang bagi kawan-kawan yang ingin berkontribusi pada Kirisosial.blog. Kami menerima kontribusi dalam bentuk artikel terjemahan yang memuat tentang inspirasi gerakan yang partisipatif atau tentang inspirasi persatuan. Silahkan kirim terjemahan anda melalui inbox FB atau kirim melalui kirisosial@gmail.com. Terimakasih

STOP KEKERASAN TERHADAP JURNALIS DI SELURUH DUNIA



Hari Kebebasan Pers Dunia: Meksiko Masih Gagal dalam Memberikan Perlindungan Terhadap Jurnalis

Sebuah kelompok kebebasan pers mengecam negara Meksiko karena kegagalannya menghentikan kekebalan hukum kepada pelaku kekerasan terhadap jurnalis.

Di negara yang sedang dilanda perang militer terhadap obat-obatan terlarang itu, melaporkan bahwa kekerasan terhadap jurnalis masih terjadi dimana-mana bahkan hingga menyebabkan kematian. Meksiko adalah salah satu negara paling berbahaya di dunia untuk wartawan, kurangnya hak kebebasan pers terus menimbulkan tingginya tingkat pembunuhan jurnalis - dan Meksiko telah gagal menyelesaikan krisis ini, menurut sebuah laporan baru yang dirilis pada hari Rabu Oleh Komite Perlindungan Jurnalis.

Dia baru melaporkan, dengan judul "Tanpa Ampun: Meksiko harus memutus siklus kekebalan hukum dalam pembunuhan para jurnalis" dan dipublikasikan pada Hari Kebebasan Pers Dunia, memberi letupan untuk sistem peradilan Meksiko yang dianggap disfungsi yang memungkinkan pelaku kejahatan terhadap wartawan kebal hukum.

Dengan adanya lima wartawan yang sudah terbunuh sejak awal tahun, 2017 sudah berada di jalur yang melampaui angka kematian tahun sebelumnya yakni berjumlah 11 wartawan yang terbunuh. Kelompok hak asasi manusia melaporkan 2016 sebagai tahun terburuk dalam dekade terakhir pada serangan terhadap pekerja media dengan 426 laporan masuk mengenai serangan terhadap wartawan di negara tersebut.

Menurut Pasal 19, sebuah organisasi advokasi kebebasan pers, pembunuhan meningkat pada tahun 2006 ketika Meksiko memaksimalkan perangnya terhadap obat-obatan terlarang, terjadi pembunuhan 3 sampai 10 jurnalis per tahun.

Dan "upaya" pemerintah Meksiko "untuk menghadapi masalah tersebut tidak mencukupi dan perjuangan untuk keadilan telah gagal total," tambah CPJ.

Sementara Presiden Enrique Peña Nieto dan para pendahulunya telah mengakui masalahnya, "tidak adanya keyakinan ... mencegah warga negara, termasuk wartawan, untuk sepenuhnya menjalankan kebebasan berekspresi, yang dijamin dalam Pasal 6 dan 7 Konstitusi,"

Dan dalam dasawarsa terakhir, Kantor Jaksa Penuntut Khusus untuk Kejahatan Melawan Kebebasan Berekspresi, yang dikenal sebagai Feadle, dan mekanisme perlindungan federal untuk jurnalis dan aktivis hak asasi manusia telah direncanakan untuk diluncurkan, namun langkah-langkah seperti ini, menurut CJP, rasanya tidak mencukupi.

"Motif dalam kasus pembunuhan wartawan tidak biasa dan ketika didikte ... mereka seringkali terbatas pada pelaku, dan pihak berwenang tidak dapat menentukan motif kejahatan tersebut," kata CPJ. Menurut Pasal 19, lebih dari 99 persen serangan terhadap wartawan dalam delapan tahun terakhir tidak pernah diberi hukuman dan memicu krisis.

CPJ telah meminta Peña Nieto untuk "secara terbuka berkomitmen untuk menangani kekebalan hukum," dan juga "memerintahkan pejabat federal untuk menyelidiki kasus-kasus ini secara komprehensif, membawa para pelaku ke pengadilan dan membawa seluruh jerat hukum untuk ditanggungnya."

Bulan lalu, surat kabar Meksiko Norte di kota Juarez terpaksa ditutup. Editornya menulis sebuah editorial yang menginformasikan kepada pembaca  untuk menutup pintunya, dengan mengutip kisah Miroslava Breach, seorang wartawan dari kota terdekat yang ditembak delapan kali di kepala  saat dia berada di dalam mobil bersama anaknya. Wartawan La Jornada yang terbunuh, yang sering berkolaborasi dengan Norte, ditinggalkan dengan sebuah catatan oleh pria bersenjata yang bertuliskan, "Karena bersikap keras."

Dan hanya beberapa hari menjelang Hari Kebebasan Pers Dunia, jurnalis radio Meksiko Filiberto Alvarez ditembak mati di negara bagian Morelos, membuatnya menjadi wartawan kelima yang terbunuh pada 2017.

Terlihat pula di bulan Februari rentetan pembunuhan lain terjadi, dengan dua wartawan terbunuh di Veracruz, dan ada juga di Guerrero dan Chihuahua. Serangan bersenjata terhadap seorang wartawan di San Jose del Cabo, Baja California Sur, juga membuat pengawalnya meninggal.

Menurut CPJ, setidaknya 40 wartawan telah terbunuh di negara ini sejak tahun 1992 karena motif yang sama, dan 50 orang lainnya dibunuh dalam periode waktu yang sama karena alasan yang tidak jelas.

Sebuah laporan baru-baru ini oleh Inter-American Press Association menemukan bahwa 13 wartawan telah terbunuh di Amerika Latin hanya dalam enam bulan terakhir, dengan Meksiko memimpin dalam jumlah kematian ini.

Sementara itu, pada bulan April terdapat laporan masuk dan sesuai dengan pasal 19 ditemukan bahwa 99.7% orang-orang yang membunuh jurnalis di Meksiko dinyatakan bebas. Ini menunjukkan bahwa 2016 adalah “tahun paling keras bagi dunia pers Meksiko” dengan catatan 426 serangan dan 11 wartawan terbunuh.

sumber: telesurtv.net

No comments

Powered by Blogger.