Kiri Sosial membuka ruang bagi kawan-kawan yang ingin berkontribusi pada Kirisosial.blog. Kami menerima kontribusi dalam bentuk artikel terjemahan yang memuat tentang inspirasi gerakan yang partisipatif atau tentang inspirasi persatuan. Silahkan kirim terjemahan anda melalui inbox FB atau kirim melalui kirisosial@gmail.com. Terimakasih

SOLIDARITAS EROPA UNTUK PALESTINA "MOGOK MAKAN TANPA BATAS WAKTU'

Solidaritas buat "Mogok Makan Palestina" dari Mahasiswa Universitas Manchester, Inggris.

Mogok Makan Eropa, Menguatkan Tahanan Palestina dan Membejeti Politik Apartheid Israel

Para pembela dan kelompok hak asasi manusia dari seluruh Eropa mengorbankan kesehatan mereka demi solidaritas, menolak makan dan bergabung dalam mogok makan tanpa batas waktu yang dilakukan oleh 1.700 tahanan politik Palestina. Peserta mogok makan ini berharap dapat menekan kondisi mengerikan dan tidak sah (secara hukum) yang dihadapi oleh orang-orang Palestina di penjara-penjara Israel, juga penggusuran berdasarkan rasisme yang dihadapi oleh rakyat Palestina. Para pembela dari kota-kota di seluruh benua Eropa berharap kampanye tersebut akan meningkatkan tekanan internasional pada Tel Aviv untuk mengakhiri perlakuan tidak manusiawi terhadap tahanan Palestina.

Mogok makan tanpa batas para tahanan, dilakukan sebagai "Mogok untuk Martabat dan Kebebasan," yang sekarang ini sudah memasuki hari ke 19. Perlawanan kolektif tersebut menyatukan berbagai gerakan perlawanan Palestina mulai dari kelompok komunis seperti Front Populer untuk Pembebasan Palestina(PFLP), hingga Jihad Islam dan Hamas, dan dipimpin oleh seorang tahanan politik dan pemimpin yang dihormati, Marwan Barghouti. Pemimpin berusia 58 tahun ini telah ditahan di penjara bawah tanah sejak tahun 2002, menjalani hukuman lima tahun kali seumur hidup dengan tuduhan yang tidak sah dan ilegal atas pembunuhan.


"Kami menguatkan tekad kami untuk melakukan perjuangan ini apapun resikonya, dan kami tidak ragu lagi bahwa tahanan Palestina akan teguh dan menang," seperti yang dituliskan Barghouti dalam sebuah surat, yang baru-baru ini yang dipublikasikan oleh istrinya, Fadwa, kepada ribuan pendukungnya yang berkumpul di patung Nelson Mandela di kota Ramallah, Tepi Barat.

"Para tahanan bangga menjadi bagian dari bangsa ini dan punya daya tahan yang tinggi dan mereka bangga untuk berkorban bagi negara kita, yakin bahwa kita pasti menang."

Tahanan Palestina di penjara Israel

Israel diduga merespon mogok makan dengan cara-cara kejam.

"Di penjara Nitzan dan Ramla, pejabat Israel menggunakan anjing polisi untuk menangkap tahanan Palestina yang melakukan mogok makan dan menyita Quran dari tahanan," Kantor Berita Ma'an melaporkan sesaat setelah mogok makan tersebut dimulai, mengutip Palestinian Prisoners’ Society. ( Komunitas Tahanan Palestina)

Menteri Keamanan Israel Gilad Erdan, yang dengan jelas terguncang oleh kekuatan taktik mogok makan tersebut, bahkan telah menuliskan pendapatnya yang diterbitkan oleh New York Times yang menggambarkan tindakan tersebut sebagai "bom bunuh diri baru untuk mengancam negara Israel."

Peserta mogok makan dari Eropa, mengatakan kepada teleSUR bahwa mereka bermaksud untuk mengekspos maksud sebenarnya dari pemukiman negara kolonial, dan juga kondisi buruk yang dihadapi oleh tahanan Palestina, termasuk anak-anak, yang penangkapan dan penahanannya seringkali dilakukan secara sewenang-wenang.

"Bagi kami, yang terpenting adalah menyebarkan berita tentang narapidana kepada orang-orang di kota kami, di mana media menyensor suara tahanan," kata Alex Rosso, seorang organiser kelompok mahasiswa Progetto Palestina, yang berbasis di Turin, Italia. " poin utama lainnya adalah menunjukkan solidaritas kita kepada mereka, untuk membuat perjuangan mereka lebih kuat." Kelompok Rosso juga mendukung kampanye internasional yang menyerukan boikot, usir dan sanksi( atau boycotts, divestments and sanctions/BDS) terhadap pendudukan Israel atas Palestina.

Aktivis dari kota-kota di Belgia, Inggris, Irlandia, Italia, Skotlandia, Spanyol dan Swiss juga ikut berpartisipasi. Penyelenggara menambahkan bahwa dalam beberapa hari mendatang, lebih banyak kota bergabung dengan aksi ini. Berbarengan dengan banyak kelompok yang berasal dari universitas-universitas di Eropa, rakyat Palestina dari luar area pendudukan dan kolektif-kolektif independen serta partai politik juga mempetaruhkan kesehatan mereka demi mendukung tuntutan tahanan Palestina.



Ayok dukung Mogok Makan Tanpa Batas Waktu

"Tidak masalah jika kita merasa lebih lelah setiap hari, tidak masalah jika kita sakit kepala, tidak masalah jika kita merasa pusing, yang terpenting adalah kemerdekan dan perjuangan untuk pembebasan dan martabat para tahanan," anggota Progetto Palestina Sara A., seorang Palestina di Turin, menjelaskan dalam rekaman pesan yang dikirim ke teleSUR. "Kami memahami lebih dan lebih banyak lagi arti perjuangan 'mogok makan', walaupun situasi kami sangat berbeda dengan mereka, namun efeknya benar-benar buruk pada kami."

"Tapi kami akan tetap bertahan untuk mereka dan untuk perjuangan mereka sampai suara mereka terdengar di sini, kami akan terus melakukan mogok makan," tambahnya.

Dengan demikian, Rosso mengatakan bahwa kelompok tersebut harus berjuang untuk mendapatkan perhatian publik, dari bias informasi pro-Zionis yang dipelihara oleh media Eropa.

"Mereka mencoba mengabaikan kita atau tidak memberi kita ruang di media," katanya. "Sensor kadang-kadang lebih buruk," tambahnya, bahwa media membisu pada aksi mogok makan tahanan Palestina.

Mahasiswa peserta mogok makan dari Universitas Edinburgh, Daniel Yahia mengatakan kepada Middle East Monitor bahwa di perguruan tingginya banyak investasi dari perusahaan seperti Caterpillar yang memainkan peranan besar dalam "mempertahankan rezim apartheid." Di universitas Yahia, kelompok Zionis lebih disukai sementara mereka yang mendukung Palestina mendapatkan banyak hambatan.

"Begitu mengenai Palestina, pembatasan-pembatasan mulai meningkat," kata Yahia, ia menjelaskan bagaimana organisasinya, Communist Society (Komunitas Komunis) dilarang bergabung dalam assosiasi mahasiswa. Sementara sebuah kelompok diplomasi publik pro-Zionis yang disebut Israeli Engagement Society (Komunitas Partisipasi Israel) dengan cepat disetujui saat mengajukan permohonan untuk bergabung ke assosiasi mahasiswa.





Solidaritas mogok makan mahasiswa-mahasiswa Eropa ini, juga disertai dengan kampanye media sosial yang lagi tren, yang dikenal sebagai "Salt Water Challenge", yang diluncurkan oleh anak laki-laki Barghouti, Aarab Marwan Barghouti.

Mengikuti metode “ALS Ice Bucket Challenge” pada tahun 2014, tantangan tersebut melibatkan pendukung para tahanan yang memposting video tentang diri mereka sendiri dengan meminum campuran garam dan air sambil meminta teman dan kenalan mereka untuk melakukan hal yang sama. Hal ini menggambarkan situasi tahanan yang menolak makanan dan beralih mengkonsumsi air garam sebagai solusi untuk mempetahankan kesehatan mereka.

Di seluruh dunia, orang-orang berkumpul untuk bersolidaritas pada narapidana dan mengkampanyekan tindakan-tindakan tidak manusiawai dari pendudukan kolonial Israel di Palestina. Anggota Parlemen Eropa telah mengadakan damai di Parlemen Eropa di Brussels, Belgia. Serikat buruh di Maroko melakukan aksi pembakaran bendera negara Israel dan penjagaan diperketat untuk kedutaan besar Israel di seluruh dunia. Hari Minggu ini, kelompok solidaritas Ekuador untuk Palestina akan mengadakan pertunjukan yang menggambarkan aksi mogok makan di alun-alun Independence Andean di Quito.


Parlemen Eropa Mendukung Aksi Mogok Makan Tanpa Batas Waktu

Dihadapkan oleh perlawanan damai dan gigih orang-orang Palestina yang tercerabut dan tertindas, negara Israel semakin menghadapi merosotnya tingkat kepercayaan publik dan krisis legitimasi yang belum pernah terjadi pada masa sebelumnya.

Sumber : telesurtv.net

No comments

Powered by Blogger.