SEORANG PEMIMPIN HARUS SIAP BERKORBAN UNTUK PERJUANGAN

Buruh dikriminalkan, buruh tetap melawan ! 

Di media sosial beredar kabar, bahwa Konsulat Cabang FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia), ditahan pihak aparat penegak hukum, dan akan dijebloskan ke penjara selama 60 hari guna dilakukan pemeriksaan lebih jauh atas dakwaan melakukan tindakan pidana Pasal 335 ayat (1) butir 1 KUHP yang berbunyi, “Barang siapa secara melawan hukum memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan atau membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan, atau dengan memakai ancaman kekerasan, baik terhadap orang itu sendiri maupun orang lain.” 

Kriminalisasi dengan menggunakan pasal diatas, dilakukan setelah lebih dari satu tahun, kawan-kawan buruh di PT Multi Arthamas Glass Industry (MAGI), Jalan Kedungbaruk Tengah Surabaya, melakukan perlawanan terhadap pihak perusahaan yang bukan saja tidak membayar upah buruh sesuai UMK yang berlaku, tidak mengikutsertakan buruh dalam program BPJS, namun juga melakukan tindakan union busting—dengan cara mem-PHK semua buruh yang ikut membentuk FSPMI di perusahaan tersebut, yang disusul terakhir ini dengan mem-PHK ratusan buruh lainnya yang ikut bersolidaritas dalam pemogokan selama dua minggu belakangan ini. 

Akibat tindakan perusahaan ini, buruh-buruh tersebut melanjutkan perlawanan, baik dengan mendirikan tenda di depan pabrik, hingga melakukan aksi—dengan dukungan dari buruh-buruh dari perusahaan lainnya.
Sejak awal pemogokan, 15 Maret 2016, sudah terlihat sikap aparat polisi yang jutsru membela kesalahan pihak perusahaan, dengan cara membubarkan pemogokan dan aksi tersebut, bahkan dengan menggunakan anjing untuk membubarkan massa buruh, yang mengakibatkan 3 orang mengalami luka-luka akibat gigitan anjing, termasuk beberapa orang lainnya terluka karena digebukin aparat dengan pentungan.

Namun perlawanan tidak berhenti, dan terus berlanjut hingga sekarang, sampai beberapa waktu yang lalu, pihak aparat menggunakan kekuasaannya, untuk melakukan tindakan kriminalisasi terhadap Doni Aryanto, Konsulat Cabang FSPMI Surabaya yang aktif mendampingi perjuangan kawan-kawan buruh PT MAGI.

Pengusaha dan aparat salah kalau mengira tindakan mereka akan membuat buruh mundur, justru sikap tegar ditunjukan oleh Doni Ariyanto :, yang dalam pernyataannya, menegaskan “ Seorang pemimpin harus selalu siap menanggung sebuah resiko dalam melakukan pembelaan terhadap anggota, harus berani berkorban nyawa, materi, tenaga bahkan pikiran demi kemenangan untuk anggota. Bagi kaum pemodal penjara adalah alat untuk mematikan mental seorang aktivis, tapi bagi kami penjara adalah sebuah kebanggaan dalam melakukan sebuah perlawanan demi tegak nya sebuah keadilan di negeri ini, saya siap dengan segala resiko serta konskuensi dalam perjuangan ini, termasuk kurungan dalam penjara” 

Doni Ariyanto, lagi memimpin aksi, foto : koranperjoeangan.com

Doni bahkan tak surut, dengan terus menyerukan “ bahwa PENGUSAHA PT MAGI harus menjadi tersangka atas kasus upah di bawah UMK, union busting, serta 2 laporan tentang pengeroyokan dan penganiayaan yang terjadi pada anggota kita di PT MAGI yg di duga di lakukan oleh orang suruhan dari pengusaha PT MAGI” dan sekaligus menyerukan “ buat kawan khusus nya surabaya, aksi di jalan adalah aksi yg wajib, aksi pemogokan masal adalah aksi yg wajib, aksi yang radikalisme adalah aksi yg terkadang di perlukan….kawal terus di penegakan hukum nya di kepolisian,agar hukum bisa berjalan dengan khitohnya bukan dengan kekuasan rupiah “

Diakhir pernyataannya, Doni meneguhkan sikap “ mulut, jeruji besi, tembok harus tetap berbicara “, karena “ hidup hanya sekali, hidup harus berarti”